Cari Blog Ini

Jumat, 29 Mei 2020

Ide murid


Janganlah kamu menjadi serupa  dengan dunia  ini, tetapi berubahlah  oleh pembaharuan budimu,  sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak  Allah: apa yang baik, yang berkenan  kepada Allah dan yang sempurna.( Roma 12 : 2 )

Mendengarkan ide sang murid…

Ketika saya merenungkan diri , 20  tahun sudah menjadi guru . Andaikata satu tahun ada 100 siswa yang telah menyelesaikan sekolah berarti sudah ada 2000  siswa yang telah terbina . Tidak sedikit jumlahnya bila dibandingkan dengan perjalanan saya menjadi seorang guru . Tentu nama tidak dapat saya  ingat . Namun wajah pasti saya kenali . Salah satu hal yang membanggakan ketika suatu hari datanglah seorang alumni yang telah menjadi seorang hamba Tuhan . Abdiel nama alumni itu , saat itu dia akan berkotbah bagi siswa-siswa kelas 1 s/d 3 di SMA K IPEKA Tomang  .  Tidak disangka , Abdiel telah menjadi seorang hamba Tuhan . Tidak terbayang bagi saya ternyata ada juga siswa yang telah menyerahkan hidupnya bagi Tuhan . Menjadi hamba Tuhan sebenarnya bukan cita-cita bagi Abdiel .  Setelah mengakhiri SMA K IPEKA Puri  , Abdiel melanjutkan sekolah ke Cina . Dia mengambil jurusan bioteknologi di perguruan tinggi di Cina . Setelah selesai dia menginginkan menjadi seorang ahli biologi . Namun ternyata setelah tiba di Indonesia , ada kerinduan untuk melayani Tuhan .
Lalu dia melanjutkan ke sekolah Teologi dan akhirnya menjadi hamba Tuhan secara full time . Integritas sebagai hamba Tuhan sudah terlihat dalam sikap hidup Abdiel . Ketika Ujian Nasional , saat itu Abdiel sedang mengerjakan soal matematika . Tanpa diduga guru pengawas ujian menyerahkan hasil ujian kepada Abdiel untuk menjawab soal-soal itu. Namun Abdiel dengan tegas menolak tawaran itu dan tetap mengerjakan soal-soal itu dengan kemampuannya sendiri . Akhirnya  oleh Abdeil dilaporkan pengawas itu kepada kepala sekolah .  Kemudian oleh kepala sekolah  , guru pengawas ujian itu dilaporkan kepada panitia untuk memprosesnya lebih lanjut . Sikap Abdiel tentu dianggap aneh pada jaman sekarang . Bukankah dengan gampang , mudah dan hanya diam saja Abdiel mendapat keuntungan dari peristiwa ini. Tetapi Abdiel tidak melakukannya . Melihat sikap Abdiel ini , ada kebanggaan dalam diri saya sebagai guru . Ada secerah harapan bahwa kejujuran masih ada . Dan itu terlihat dalam sikap Abdiel .
            Kejujuran menjadi barang langka dalam dunia pendidikan . Banyak pengamat pendidikan yang mengkritik tentang  penyelenggaraan Ujian Nasional . Kecurangan UN bukan terjadi dalam diri siswa saja yang mempersiapkan contekan , mencari jawaban sampai membeli soal-soal dengan harga jutaan . UN menjadi proyek bagi oknum-oknum tertentu untuk menumpuk pundi-pundi uang. Panitia , percetakan soal-soal dan pengawas ujian telah menghilangkan arti kejujuran itu sendiri . Walaupun pengawasan dan pengamanan telah diperkekat tetapi masih kecolongan juga . Sekarang UN sudah berubah menjadi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dengan harapan kecurangan dapat teriliminasi .
Generasi muda bangsa Indonesia telah kehilangan arah dan tujaun untuk mencapai cita-cita bangsa . Para pendiri bangsa ini tentu akan mengelus dada melihat perkembangan dunia pendidikan di Indonesia . Menjadi manusia Indonesia seutuhnya menjadi retorika belaka . Pendidikan telah kehilangan akarnya . Sekarang sekolah telah kehilangan visnya , meluluskan siswa tanpa dibekali dengan nilai-nilai moral dan rohani menjadi tumpukan gunung es yang sewaktu-waktu akan meledak dan menghancurkan suatu bangsa . Bukankah hal ini sudah mulai nampak gejala-gejalanya dalam masyarakat . Pergaulan bebas , narkoba dan pornografi sudah merusak kehidupan generasi muda dan menjadi bahan berita di mass media . Tentu hal ini tidak akan terjadi kalau pendidikan bukan hanya masalah kecerdasan otak  saja tetapi terintegrasi dengan kecerdasan hati dan rohani .
 Talenta menjadi seorang pemimpin sudah dimiliki oleh Abdiel  sejak SMA karena dia terpilih menjadi Ketua OSIS . Dalam kepenggurusan ada hal yang menonjol yaitu  kegiatannya selalu terkait dengan bidang kerohanian . Pernah ada program tentang Retret dari siswa oleh siswa dan untuk siswa. Biasanya retret ditangani oleh guru-guru sedangkan siswa hanya mengikuti saja . Tetapi kali ini semua dipersiapkan dan dilaksanakan oleh siswa . Ada keraguan dalam diri saya ketika program itu disampaikan oleh Abdiel . Saat itu saya menjadi Pembina OSIS sehingga semua kegiatan kesiswaan saya yang bertanggungjawab . Namun hati saya luluh juga melihat keseriusan dan optimis mereka . Akhirnya program itu saya sampaikan kepada Kepala Sekolah . Ternyata kepala sekolah menyetujui dan dilaksanakan oleh siswa . Selama tiga hari dua malam kami mengadakan retret di Puncak . Acara berjalan dengan baik . Semua itu berkat kerjasama siswa yang dikomandani oleh Abdiel . Memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada siswa menjadi hal yang penting dalam proses pembelajaran . Nilai-nilai tanggungjawab , kerja sama , saling- menghargai dan kerja keras bukan hanya disuarakan melainkan diimplementasikan dalam pembelajaran . Hal ini terlihat ketika Abdiel beserta teman-temannya di beri kepercayaan dan tanggungjawab . Mereka dapat melaksanakan dengan baik. Kadangkala kita sebagai guru meragukan potensi yang ada dalam siswa . Kita selalu berfikir negatif terhadap siswa . Padahal dalam pembelajaran yang penting adalah proses bukan hasilnya . Adalah suatu hal yang biasa kalau ada kegagalan . Kata orang bijak kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda . Untuk itu janganlah takut untuk berbuat sesuatu . Belajar dari sikap Abdiel dengan idenya , saya jadi merenungkan bahwa seorang muridpun memilki ide dan mau melaksanakan ide itu dengan tanggungjawab . Tinggal kita sekarang sebagai guru , maukah kita mendengarkan ide sang murid….. (abc)

Foto Abdiel bersama-sama Bapak/Ibu Guru di SMAK IPEKA Tomang

Organisasi Bayangan versi Nadiem

                   Nadiem dengan belajar merdeka "Pendikan adalah paspor untuk masa depan karena hari esok adalah milik mereka yang mem...