Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,
tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga
kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang
baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.( Roma 12 : 2 )
Mendengarkan ide sang murid…
Ketika saya merenungkan diri , 20
tahun sudah menjadi guru . Andaikata satu tahun ada 100 siswa yang telah
menyelesaikan sekolah berarti sudah ada 2000
siswa yang telah terbina . Tidak sedikit jumlahnya bila dibandingkan
dengan perjalanan saya menjadi seorang guru . Tentu nama tidak dapat saya ingat . Namun wajah pasti saya kenali . Salah
satu hal yang membanggakan ketika suatu hari datanglah seorang alumni yang
telah menjadi seorang hamba Tuhan . Abdiel nama alumni itu , saat itu dia akan
berkotbah bagi siswa-siswa kelas 1 s/d 3 di SMA K
IPEKA Tomang . Tidak disangka , Abdiel telah
menjadi seorang hamba Tuhan . Tidak terbayang bagi saya ternyata ada juga siswa
yang telah menyerahkan hidupnya bagi Tuhan . Menjadi hamba Tuhan sebenarnya
bukan cita-cita bagi Abdiel . Setelah
mengakhiri SMA K IPEKA Puri , Abdiel
melanjutkan sekolah ke Cina . Dia mengambil jurusan bioteknologi di perguruan
tinggi di Cina . Setelah selesai dia menginginkan menjadi seorang ahli biologi
. Namun
ternyata setelah tiba di Indonesia , ada kerinduan untuk melayani Tuhan .
Lalu dia
melanjutkan ke sekolah Teologi dan akhirnya menjadi hamba Tuhan secara full
time . Integritas sebagai hamba Tuhan sudah terlihat dalam sikap
hidup Abdiel . Ketika Ujian Nasional , saat itu Abdiel sedang mengerjakan soal
matematika . Tanpa diduga guru pengawas ujian menyerahkan hasil ujian kepada
Abdiel untuk menjawab soal-soal itu. Namun Abdiel dengan tegas menolak tawaran
itu dan tetap mengerjakan soal-soal itu dengan kemampuannya sendiri .
Akhirnya oleh Abdeil dilaporkan pengawas
itu kepada kepala sekolah . Kemudian
oleh kepala sekolah , guru pengawas
ujian itu dilaporkan kepada panitia untuk memprosesnya lebih lanjut . Sikap
Abdiel tentu dianggap aneh pada jaman sekarang . Bukankah dengan gampang ,
mudah dan hanya diam saja Abdiel mendapat keuntungan dari peristiwa ini. Tetapi
Abdiel tidak melakukannya . Melihat sikap Abdiel ini , ada kebanggaan dalam
diri saya sebagai guru . Ada secerah harapan bahwa kejujuran masih ada . Dan
itu terlihat dalam sikap Abdiel .
Kejujuran menjadi barang
langka dalam dunia pendidikan . Banyak pengamat pendidikan yang mengkritik
tentang penyelenggaraan Ujian Nasional .
Kecurangan UN bukan terjadi dalam diri siswa saja yang mempersiapkan contekan ,
mencari jawaban sampai membeli soal-soal dengan harga jutaan . UN menjadi proyek
bagi oknum-oknum tertentu untuk menumpuk pundi-pundi uang. Panitia , percetakan
soal-soal dan pengawas ujian telah menghilangkan arti kejujuran itu sendiri .
Walaupun pengawasan dan pengamanan telah diperkekat tetapi masih kecolongan
juga . Sekarang UN sudah berubah menjadi Ujian Nasional Berbasis Komputer
(UNBK) dengan harapan kecurangan dapat teriliminasi .
Generasi muda bangsa Indonesia telah kehilangan arah dan tujaun untuk
mencapai cita-cita bangsa . Para pendiri bangsa ini tentu akan mengelus dada
melihat perkembangan dunia pendidikan di Indonesia . Menjadi manusia Indonesia
seutuhnya menjadi retorika belaka . Pendidikan telah kehilangan akarnya .
Sekarang sekolah telah kehilangan visnya , meluluskan siswa tanpa dibekali
dengan nilai-nilai moral dan rohani menjadi tumpukan gunung es yang
sewaktu-waktu akan meledak dan menghancurkan suatu bangsa . Bukankah hal ini
sudah mulai nampak gejala-gejalanya dalam masyarakat . Pergaulan bebas ,
narkoba dan pornografi sudah merusak kehidupan generasi muda dan menjadi bahan
berita di mass media . Tentu hal ini tidak akan terjadi kalau pendidikan bukan
hanya masalah kecerdasan otak saja
tetapi terintegrasi dengan kecerdasan hati dan rohani .
Talenta menjadi seorang pemimpin
sudah dimiliki oleh Abdiel sejak SMA
karena dia terpilih menjadi Ketua OSIS . Dalam kepenggurusan ada hal yang
menonjol yaitu kegiatannya selalu
terkait dengan bidang kerohanian . Pernah ada program tentang Retret dari siswa
oleh siswa dan untuk siswa. Biasanya retret ditangani oleh guru-guru sedangkan
siswa hanya mengikuti saja . Tetapi kali ini semua dipersiapkan dan
dilaksanakan oleh siswa . Ada keraguan dalam diri saya ketika program itu
disampaikan oleh Abdiel . Saat itu saya menjadi Pembina OSIS sehingga semua
kegiatan kesiswaan saya yang bertanggungjawab . Namun hati saya luluh juga
melihat keseriusan dan optimis mereka . Akhirnya program itu saya sampaikan
kepada Kepala Sekolah . Ternyata kepala sekolah menyetujui dan dilaksanakan
oleh siswa . Selama tiga hari dua malam kami mengadakan retret di
Puncak . Acara berjalan dengan baik . Semua itu berkat kerjasama siswa yang
dikomandani oleh Abdiel . Memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada siswa
menjadi hal yang penting dalam proses pembelajaran . Nilai-nilai tanggungjawab
, kerja sama , saling- menghargai dan kerja keras bukan hanya disuarakan
melainkan diimplementasikan dalam pembelajaran . Hal ini terlihat ketika Abdiel
beserta teman-temannya di beri kepercayaan dan tanggungjawab . Mereka dapat
melaksanakan dengan baik. Kadangkala kita sebagai guru meragukan potensi yang
ada dalam siswa . Kita selalu berfikir negatif terhadap siswa . Padahal dalam
pembelajaran yang penting adalah proses bukan hasilnya . Adalah suatu hal yang
biasa kalau ada kegagalan . Kata orang bijak kegagalan adalah kesuksesan yang
tertunda . Untuk itu janganlah takut untuk berbuat sesuatu . Belajar dari sikap
Abdiel dengan idenya , saya jadi merenungkan bahwa seorang muridpun memilki ide
dan mau melaksanakan
ide itu dengan tanggungjawab . Tinggal kita sekarang sebagai guru , maukah kita
mendengarkan ide sang murid….. (abc)
Foto Abdiel bersama-sama
Bapak/Ibu Guru di SMAK IPEKA Tomang