Cari Blog Ini

Rabu, 23 Maret 2022

Sahabat Sejati

Salah satu sifat terindah sahabat sejati adalah mau mengerti dan dimengerti 
(Lucius Annaeus Seneca)
Mendidik sebuah panggilan

    Bulan Febuari 1996 di SMA K IPEKA Puri ada tiga guru melepas lajangnya , saya , Bu Mariana dan Bu Mega . Kami menikah beda tanggal tetapi bulan dan tahun yang sama . Tidak heran anak pertama kami berbarengan dalam kelahiran . Karena kami menikah di kampung , tentu  banyak teman yang tidak datang . Untuk itu kami bertiga mengundang makan bersama di Muara Karang sebagai rasa bahagia kami. Tahun 1995 saya pertama kali berkenalan dengan Bu Mega , satu tahun kemudian Bu Mega menjadi asisten kesiswaan mengantikan Bu Vivi yang menjadi kepala sekolah di SMP K IPEKA Tomang . Nama lengkapnya Megawati Simamora berasal dari Sumatera Utara lahir 53 tahun yang lalu . Setelah lulus SMA melanjutkan kuliah di IKIP Jakarta program studi Pendidikan Bahasa Indonesia . Sejak tahun 1994 menjadi guru di SMA K IPEKA Tomang .  
Awal jadi guru


    Tahun 1996 ada pergantian kepala sekolah , dari Pak John Santosa ke pak Presno  Saragih . Awal kepemimpinan kepala sekolah dan asisten  yang baru berasal dari Batak semua dan satu alumni dari IKIP Jakarta . Terjadi KKN tidak tahu , tetapi kepemimpinan mereka sangat solid saat itu . Kepemimpinan Bu Mega menjadi asisten kesiswaan memperbaiki kondisi yang terjadi ,   peran MPK ( Musyawarah Perwakilan Kelas ) dan OSIS berjalan melalui rel yang benar . Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga di buat dan disahkan oleh MPK sedangkan OSIS melaksanakan AD dan ART tersebut . Berdasarkan AD dan ART , OSIS menyusun program kerja  selama satu tahun melalui Raker di awal pengurus OSIS yang baru . Banyak program yang terealisasi , mulai pembaharuan tata tertib siswa , mekanisme pembinaan siswa dan kegiatan- kegiatan yang berfokus untuk memperdayakan potensi , talenta dan bakat siswa . Bazar sekolah menjadi kegiatan rutin yang dilakukan tiap tahun . Pameran hasil karya siswa diperlihatkan dengan hasil kuliner tersedia dipasarkan . Tiap kelas dengan keunikan tersendiri mengekspresikan hasil produknya , diakhir bazar ditentukan pemenangnya. Kegiatan ini melatih kewirausahaan dan talenta yang dimiliki siswa , keuntungan bazar menjadi modal untuk kas OSIS . Pentas seni dan upacara memperingati hari kemerdekaan menjadi moment bagi sekolah . SMA K IPEKA Puri menjadi satu-satunya sekolah SMA saat itu sehingga kegiatan tidak terfokus ke luar tetapi lebih ke dalam . Kemudian tahun 1999 , SMA K IPEKA Tomang berdiri sedangkan SMAK IPEKA Puri dijadikan IPEKA High School . Tiga tahun kemudian setelah SMA K IPEKA berdiri bu Mega menjadi asisten kesiswaan . Saat itulah pemberdayaan siswa dikembangkan ,  ada paskibra , IPEKA Games , mengikuti perlombaan baik di tingkat IPEKA maupun di luar . Prestasi , piala  dan sertifikat berjubel di lemari menandakan ada perkembangan peberdayaan siswa . 
Teto in action


    Sebagai sesama guru , bu Mega mempunyai impian untuk meningkatkan bakat , talenta dan kemampuan sesuai dengan passionnya . Bukan hanya berprestasi dalam bidang akademik tetapi terlebih dari itu menjadi manusia yang mandiri dan berkarakter . Bukankah manusia diciptakan dengan keunikan dan beragam  talenta berbeda ? Sekolah bukan tempat penyeragaman berfikir tetapi tempat kemerdekaan berfikir . Sekolah tempat untuk mengekspresikan bakat sesuai dengan minatnya . Sekolah menjadi tempat menyenangkan bukan penjara yang membelenggu siswa . Seringkali kami sharing , berdiskusi dan berdialog di ruang guru , kantin sekolah bahkan di tempat piket . Sekitar tahun 2004 , ibu Mega memberikan ide untuk membuat program seni pertunjukan sebagai apresiasi siswa untuk tugas pelajaran Bahasa Indonesia .Mulailah Bu Mega dan saya bergerilya untuk mencari kelompok teater dan berbagai macam seni. Pertama tentu ke TIM sebagai pusat seni di Jakarta .Langsung saya bertemu dengan bagian sekretariat Dewan Kesenian Jakarta dan mendapat nama sutradara sekaligus pemimpin teater. Sutradara sekaligus pemimpin teater bernama Manahan Hutauruk . Berdasarkan referensi Dewan Kesenian Jakarta , Manahan merupakan sutradara dan pimpinan teater yang berkali-kali menjuarai teater yang diadakan oleh Dewan Kesenian Jakarta tingkat provinsi maupun nasional .Bahkan teater SIM yang dipimpinnya menjadi teater terbaik tingkat Jakarta . Akhirnya kami diberi alamat dan nomer HP , saat itu juga ditelpon dan sekarang sedang berada di Bulungan dekat SMA 70 Jakarta Selatan markas teater SIM. Saat itu juga kami langsung menuju ke Bulungan  bertemu dengan saudara Manahan . Kamipun berbicara sampai akhirnya Apresiasi Seni diadakan di Graha Bhakti Budaya TIM Jakarta . Apresiasi Seni menampilkan berbagai seni mulai dari puisi , monolog , pantomin dan yang terakhir pertunjukan teater SIM untuk diapresiasi oleh siswa . Pertunjukan diadakan siang hari sehingga pagi hari harus ada kegiatan maka diadakan kunjungan ke gedung MPR dan DPR untuk tugas pelajaran PPKn .Sukses juga Apresiasi Seni maka kami mengusulkan untuk dijadikan program sekolah dua tahun sekali dan disetujui oleh pihak sekolah . 

Mengenang guru teater...

Kerjasama dengan Manahan berlanjut untuk menjadi pelatih teater maka mulailah di buka kelas ekstrakurikuler di SMAK IPEKA Tomang . Bu Mega dan sayapun mulai merancang untuk mengadakan pentas seni yang melibatkan semua siswa . Kalau dua tahun yang lalu siswa hanya sebagai penonton , sekarang siswa diberi peran untuk menampilkan seluruh talenta yang dimilikinya . Bu Mega akhirnya ditunjuk sebagai ketua dan saya sebagai sekretaris .Setengah tahun mulai dipersiapkan mulai dari musik , nyanyi , paduan suara , tari dan teater . Pentas seni baru pertama kali dilaksanakan sehingga tidak ada pengalaman untuk mulai mengerjakan . Namun dengan semangat , kerja keras dan doa pentas seni berjalan dengan sukses . Pertunjukan teater pertama  mendapat sambutan hangat penonton . Pentas seni diadakan dua kali pertunjukan , pertama pagi untuk siswa sedangkan malam untuk umum .Diakhir pertunjukan dipentaskan Ello sebagai pamungkas acara pentas seni . 


Teater menjadi bunga semerbak sehingga banyak kumbang mendekat . Tanggal 4 April 2007 berdirilah Teater Tomang ( TETO ) , mulailah melangkah kaki ke depan . Banyak siswa yang menjadi anggota dan latihan mulai keras dijalankan . Manahan dengan beberapa  anggota teater SIM menggembleng dengan disiplin . Hasilnya setiap pementasan di GBB TIM Jakarta selalu mendapat sambutan dan pujian yang positif . .Dalam perjalanannya TETO mulai mengikuti Festival Teater Pelajar se-Jabodetabek . Mengikuti Festival teater pelajar pertama tidak menghasilkan apa-apa . Tetapi ada keberanian untuk tampil di muka publik . Festival  ini diselenggarakan di Bulungan Jakarta Selatan .  Tempat ini sebagai wahana seniman Jakarta untuk mengekspresikan diri .

Tahun 2011 , TETO mulai unjuk gigi . Semua kategori penilaian juri disabet bersih sehingga menjadikan TETO mendapat predikat teater pelajar terbaik se-Jabodetabek  . Perjalanan empat tahun , sejak 2007 ternyata tidaklah sia-sia . Selama itulah TETO menjadi trade mark sekolah kami  . Ketika orang luar mengatakan TETO maka yang ada dibenak mereka adalah SMAK IPEKA Tomang . Inilah bagian dari promosi untuk menjaring siswa baru . 

Hari Minggu , 8   November 2015 Manahan Hutauruk dipanggil Tuhan . Dunia seni Tanah Air kembali berduka di awal November. Pendiri Teater SIM (Suara Inspirasi Muda) yang berdiri pada 17 Agustus 1993, Manahan Hutauruk tutup usia. Pria kelahiran 8 Juli 1973 itu meninggal dunia karena penyakit jantung.

"Telah berpulang seniman Teater indonesia manahan hutauruk pendiri Teater SIM, meninggal pada hari Minggu dini hari karena terkena serangan jantung dan disemayamkan di TPU PONDOK RANGGON jam 14.00," demikian keterangan dari salah seorang sahabat, Teguh Priahanto kepada detikHOT, Senin (9/11/2015).  Berita ini tentu menyedihkan  semua orang termasuk TETO yang telah dibimbing sejak awal sampai tutup  usia . Bertahun-tahun kak Aan sebutan anak-anak anggota TETO telah menjadi pembimbing , pelatih ,kakak dan guru . Terdengar lengkingan suara keras bang Manahan kalau marah atau pujian menepuk pundak karena puas dengan pementasan menjadi kenangan yang tidak bisa dilupakan oleh para anggota TETO.

Generasi di TETO

Sepeninggalnya Manahan almarhum , tentu belum ada pelatih pengganti tetapi ada teman-temanya yang seperti Deo assisten sutradara dan Grace alumni yang mendampingi TETO untuk tetap berlatih . Untuk mengenang almarhum Manahan dipentaskan acara TRIBUTE TO MANAHAN ! Acara ini dipersembahkan oleh Teater SIM & Teater Teladan dalam bentuk gabungan kolase dari karya alm. Manahan Hutauruk yang dibawakan oleh teater-teater SLTA yang dibimbing beliau.  Persembahan ini dalam rangka mengenang karya dan jasa guru tercinta dengan naskah-naskah terbaik dalam tajuk  -TAWA MANAHAN- . Diikuti oleh 5 teater SLTA di Jakarta yaitu Teater Atella,Teater Bias,Teater Nalatar , Teater Patlapiti dan Teater Teto . Acara Sabtu , 9 April 2016 di GRJS Bulungan , Jakarta Selatan .Saat itu saya, ibu Lydia, ibu Mega dan ibu Eunike nonton teater Teto sepeninggalnya almarhum Manahan. Melihar sejarah berdirinya TETO tidak lepas peran Bu Mega , kalau tidak ada keberanian dan perjuangan bu Mega tentu kehadiran TETO tidak pernah ada .

Masa indah di IPTO

Pertentangan dan tantangan menjadi asisten kesiswaan tentu menjadi pergumulan tersendiri bagi bu Mega . Perbedaan pendapat guru bisa menjadi konfik , kritik dan masukan dari orang tua siswa menjadi pertimbangan untuk menentukan sebuah keputusan dan siswa sering kali tidak konsultasi dengan guru menjadi permasalahan tersendiri. Hal ini menjadi materi untuk disharingkan dan didiskusikan antara Bu Mega dengan saya . Pernah suatu kali kami diskusi tentang hal itu di warung mie di daerah dekat stasiun Mangarai , sambil menikmati mie kamipun mendiskusikan tentang pergumulan Bu Mega di sekolah . Sebagai sahabat dan sesama guru tentu saya memahami tugas Bu Mega cukup berat tetapi itu semua itu harus dijalani dengan baik . Kritikan , pendapat atau mungkin cacian itu menjadi bagian yang harus kita terima dengan legawa dan hati bersih . Menjadi pemimpin harus melayani , bukan dilayani . Tentu itu bukan nasehat tetapi hanya saran sebagai seorang sahabat . Saya tidak tahu ,apakah Bu Mega menerima saran saya tetapi di lihat raut wajahnya ada keceriaan dan semangat untuk melangkah mencapai impian .

Bersama murid , belajar bersama

Tahun 2014 ketika Bu Juni menjadi kepala sekolah , Bu Mega pindah pelayanan ke SMA K IPEKA Puri . Saat itu tidak pernah ketemu lagi , bertemu kalau ada acara seperti seminar , retret atau rekreasi bersama .

Keluarga bahagia

Hampir 15 tahun saya bersahabat dengan Bu Mega. Banyak cerita dan peristiwa kita lalui bersama. Dialog , diskusi dan sharing sering kita lakukan bersama . Biarlah waktu yang menilai tentang jejak langkah kaki sejarah bersama IPTO.

Sekarang Bu Mega hidup berbahagia penuh berkat dengan suami dan ketiga putrinya Diwa  telah lulus Jurusan Fisika ITB Bandung , Audrey telah lulus dari Kedokteran Unisri Palembang dan si bungsu  Charlena masih duduk di sekolah dasar .(abc)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Organisasi Bayangan versi Nadiem

                   Nadiem dengan belajar merdeka "Pendikan adalah paspor untuk masa depan karena hari esok adalah milik mereka yang mem...