Cari Blog Ini

Minggu, 30 Agustus 2020

Jadilah pendengar yang baik dan pakailah sepatu orang lain...

(foto pribadi)

 


Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani  ? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan. (Lukas 22:27)

 

Tahun  2005 , SMA K IPEKA Tomang   mengadakan talk show alumni  bagi  kelas tiga  yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi . Salah satu alumni yang datang adalah Solihin , dia sekarang sudah bekerja di lembaga akuntan publik . Hal yang membuat saya kaget adalah dia sekarang menjadi seorang penulis untuk masalah akutansi di Indonesia . Betapa cerdas dan ulet menyelimuti kehidupannya  , menjadi seorang akuntan publik profesional sekaligus pengamat akutansi . Tanpa disadari  , ingatan saya kembali ke masa lalu.  Saat itu  tahun 1998 , Solihin kelas 3 IPS 2  di SMA K IPEKA Puri  sedangkan saya sudah kenal sejak kelas satu  .  Namun  keakraban antara saya dengan Solihin terjalian ketika kelas  3 IPS 2 . Hal ini terjadi karena  setiap hari pulang selalu  bersama - sama dengan Solihin ke Tangerang . Dalam perjalanan selama setengah jam  terjadilah percakapan antara saya dengan Solihin . Banyak hal  dibicarakan mulai dari hal-hal  kecil sampai hal-hal yang mendalam . Mendengarkan pembicaraan orang lain menjadi hal yang penting dalam suatu komunikasi .  Apalagi pergulatan seorang manusia yang membutuhkan pertolongan . Suatu hal  tidak dapat saya tolak untuk mendengarkan . Salah satu pergumulan  dialami oleh Solihin adalah mengenai hubungan dengan orang tua . Tidak dapat dipungkiri bahwa perpisahan orang tua telah menjadikan luka batin bagi seorang remaja seusia Solihin . Perpisahan itu menjadi kebencian terhadap sosok ayah yang telah meninggalkan keluarganya . Untuk melenyapkan rasa kebencian dan memulai hidup baru akhirnya Solihin  ikut ibunya . Namun kondisi ekonomi menjadikan Solihin ikut tantenya di Tangerang . Saya hanya sebagai guru tentu hanya dapat mendoakan dan berharap Solihin menjalani kehidupan dengan sabar dan tabah . Tuhan tentu punya rencana dan indah pada waktunya . Bersyukur karena Solihin mau belajar dengan tekun dan ulet . Tidak mengherankan kalau dia menjuarai setiap tahunnya ketika duduk di SMA .  Setelah lulus SMA , melanjutkan ke Universitas Atmajaya jurusan Akutansi  dan lulus tahun 2002  kemudian melanjutkan  ke Jurusan International Taxation di The University of Sydney Faculty of Law  tahun 2007 ,  sejak SMA dia bercita-cita ingin menjadi seorang akuntan .

Suatu ketika dia datang ke rumah saya dengan mengendarai sepeda . Jarak antara rumah saya dengan rumahnya sekitar 7 km . Saya kaget dan tercengang  melihat kehadiran Solihin . Tubuhnya basah terguyur keringat . Saya pikir kecapaian karena menempuh jarak yang cukup jauh. Air putih diteguk untuk melenyapkan rasa dahaga . Memang dia sengaja untuk datang ke rumah saya . Sudah cukup lama saya tidak bertemu dengan Solihin . Sejak lulus dari SMA , dia tidak pernah mengabarkan beritanya. Lalu dia mulai cerita tentang keluarganya. Sekarang dia sudah mulai menerima sosok seorang ayah yang dulu dibencinya . Hubungan dengan ayahnya sudah mulai membaik . Kedewasaan sudah mulai terpancar dari diri Solihin . Ini terlihat dari cara bicara dan sosok tubuhnya . Bicaranya pelan , tegas dan memperlihatkan auranya sebagai sosok seorang yang sudah berubah . Tentu sebagai seorang guru , saya bersyukur karena muridnya telah berubah . Pendidikannyapun dijalani dengan baik , dia mendapat bea siswa karena prestasinya di bidang akademik . Mendengarkan cerita Solihin , dalam hati saya merenungkan diri . Betapa banyak anak-anak yang datang ke sekolah dengan membawa beban yang cukup berat . Broken home , tidak mendapat perhatian dari orang tua , kesepian dan keretakan hubungan antara orang tua dengan anak  . Itu merupakan sebagian kecil beban yang dibawa oleh seorang anak dan tentu beban yang lain masih banyak . Ketika seorang anak memperlihatkan kenakalannya , tidak mau mengikuti aturan sekolah dan berontak . Mungkin itu bukan masalahnya . Itu baru gejolak yang diperlihatkan seorang anak yang membutuhkan perhatian . Masalah yang sesungguhnya perlu dicari , diamati dan ditangani  . Tidak mudah memang untuk mencari jawaban permasalahannya ini . Tetapi bukan tanpa alasan kalau kita mendiamkan saja masalah ini.  Menjadi pendengar yang baik dan mau menempatkan hati kita kepada orang lain . Mungkin hal ini yang dapat kita lakukan . Saya yakin banyak anak yang mau datang dan mengadu kepada kita . Karena rumah bagi mereka tidak membahagiakan bagi mereka . Mereka kesepian karena papa - mama pergi  pagi pulang malam .  Mereka kesepian , mereka perlu teman  . Betapa terkejutnya  ketika saya harus menemani  latihan basket sehingga pulang sore , ada seorang murid yang masih main di lapangan sekolah . Ketika saya tanya mengapa kamu belum pulang ? Jawabannya karena di rumah tidak ada siapa-siapa . Lebih baik saya main sama teman di sekolah . Tetapi saya bersyukur mereka masih di sekolah . Saya tidak bisa membayangkan kalau mereka ke mall , warnet atau main game lalu mereka akhinya terjerumus ke pergaulan bebas atau narkoba .Saya mulai berfikir ternyata sekolah menjadi tempat persinggahan dan pelarian bagi murid kesepian . Lalu saya mulai bertanya dalam hati  apakah kita mau mendengarkan mereka dan menempatkan diri kita terhadap orang lain .  Apakah kita mau memakai sepatu orang lain . Mungkin sepatu itu kekecilan bagi kita atau justru kebesaran bagi kita . Kita akan merasa sakit kalau sepatu itu kekecilan atau justru kelongaran karena kebesaran sepatunya . Tetapi justru peran itulah yang kita lakukan . Maka jadilah pendengar yang baik dan pakailah sepatu orang lain bagi murid kita.  ( abc )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Organisasi Bayangan versi Nadiem

                   Nadiem dengan belajar merdeka "Pendikan adalah paspor untuk masa depan karena hari esok adalah milik mereka yang mem...