Cari Blog Ini

Sabtu, 05 September 2020

Kegagalan selalu ada...

Doa Kristiani”: Renungan, Kamis 21 Juni 2018 | Renungan Harian Lentera Jiwa
(foto : idntimes.com )

 


“Buatlah rancangan, tetapi akan gagal  juga; ambillah keputusan, tetapi tidak terlaksana   juga, sebab Allah menyertai kami! “ 

( Yesaya 8:10 )

 

Toni menjadi anak asuh saya ketika kelas dua IPA , sebagai wali kelas selalu saya perhatikan setiap siswa . Dia lulus tahun 1998 di SMAK IPEKA PURI  . Tetapi Toni ini beda dengan siswa yang lain . Sulit diatur dan selalu menyendiri . Kondisi inilah yang membuat perkembangan belajar menjadi terhambat . Sebagai wali kelas saya selalu mengundang orang tua untuk mensharing kondisi belajar di sekolah . Tentu dengan keterbatasan saya sebagai orang tua di sekolah , saya mempunyai tanggungjawab pula menghadapi persoalan yang menimpa siswa saya. Tidak dapat dipungkiri mencari solusi untuk memecahkan persoalan tidaklah mudah . Karena yang dihadapi oleh guru adalah siswa yang mempunyai kepribadian unik  . Sebagai manusia yang diberi anugerah secara sempurna oleh Tuhan tidaklah mudah kita mencari penyebab seseorang melakukan sebuah perilaku yang menyimpang . Banyak teori yang mengatakan bahwa seseorang menyimpang karena pengaruh keluarga , lingkungan atau teman . Hal inlah yang menjadi latar belakang saya untuk menyelusuri tentang kebenaran itu . Saya mulai menyelusuri dengan teman-teman , keluarga dan lingkungan . Tidaklah selalu sulit untuk mendekati teman-temannya karena Toni ternyata hanya berteman dengan sedikit orang . Jawabannya selalu positif tentang Toni , dia tidak ada konflik diantara teman-temannya . Sayapun mulai mengajak berbicara dengan Toni , apa yang menyebabkan tidak ada motivasi dalam belajar . Tonipun hanya menjawab ya dan tidak ketika ditanya oleh saya . Mendengar jawaban seperti ini menjadi sulit bagi saya untuk menemukan permasalahannya . Setelah mendengarkan cerita dari orang tuanya , sayapun mulai menyadari tentang pribadi Toni yang pendiam dan sulit dimengerti oleh orang lain . Sebagai seorang guru dan walikelas tidak bosan-bosannya saya mengingatkan , mensharing dan menasehati Toni . Kekhawatiran saya adalah kalau diakhir semester , Toni tidak berhasil naik kelas . Hal ini ternyata menjadi kenyataan . Toni tidak naik kelas . Suatu kesedihan dan sayapun minta maaf karena tidak berhasil membawa Toni kepada keberhasilannya . Tetapi dengan bijak orang tua Toni menerima hal ini . Dan mengatakan Toni  tetap untuk mengulang , tidak pindah sekolah .

Ada perubahan yang seginifikan , ketika Toni mulai memasuki awal pelajaran baru. Dia serius belajar dan termotivasi untuk memperbaiki kesalahan yang lalu . Saya sebagai guru merasa bahagia karena ada perubahan dalam diri Toni . Akhir semester dia naik kelas tiga . Kegagalan selalu ada , tetapi janganlah kita terlarut dalam kegagalan itu . Kegagalan menjadi pelajaran bagi kita untuk memperbaiki kesalahan yang lalu . Saya belajar dari Toni bahwa kegagalan menjadi modal untuk berbuat lebih baik .(abc)

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Organisasi Bayangan versi Nadiem

                   Nadiem dengan belajar merdeka "Pendikan adalah paspor untuk masa depan karena hari esok adalah milik mereka yang mem...