Cari Blog Ini

Jumat, 24 April 2020

Kelahiranku di dunia 2

Kelahiranku di dunia...
Kelas dua SD merupakan hari yang bahagia karena orang tuaku akan membeli sepeda mini .Aku dan adikku sudah menunggu sepeda di pinggir jalan dan ingin segera bersepeda .Tepat jam dua sepeda itu sudah datang .Betapa bahagianya aku , setiap hari setelah sekolah saya latihan bersepeda .Karena saya takut naik sepeda maka adik saya yang duluan bisa naik sepeda sehingga saya sering bonceng naik sepeda di belakang. Saat itu sepeda menjadi barang mewah karena belum banyak yang mempunyai sepeda sehingga hampir anak-anak satu RT ingin naik sepeda kepunyaan kami .Untuk itulah teman-teman bergiliran naik sepeda.Gara-gara berse
peda sering terjadi pertengkaran karena tidak sabar menunggu naik sepeda.Kalau sudah begini ibuku hanya mengancam akan menjual sepeda milik kami ,akhirnya kami berdiam dan tidak bertengkar lagi takut tidak mempunyai sepeda lagi.Saya sekolah di SD Kristen hampir 90 % teman saya keturunan TiongHoa dan teman-teman saya sebagian besar orang tuanya pedagang dan mempunyai toko.Tiap hari kalau cerita tentang film silat Mandarin , karena saya tidak pernah nonton filmnya saya   hanya mendengarkan ceritanya.Saya mempunyai teman karib waktu SD namanya Wiwit , Bapaknya kepala sekolah SMP dan merupakan teman sesama guru dengan ayah saya .Setiap hari di sekolah saya selalu berdampingan terus dengan Wiwit ini .Sampai-sampai mulai dari sepatu dan pakaian selalu bertanya pakai pakaian apa besok .Ketika saya masih kelas dua SD rumah kami pindah dari rumah Mbah ke rumah baru di samping sekolah ayah saya mengajar.Rumah itu di bangun di kompleks SMP di mana Ayah saya mengajar sehingga hanya lima langkah saja Ayah saya sudah sampai di sekolah.Rumah saya belakang dan samping merupakan kebun untuk tanaman sayur-sayuran mulai dari tomat , cabe , buncis dan ketimun sehingga kami kalau masak tidak perlu beli di pasar .Tinggal ambil saja untuk di masak tiap hari .Tahun 80-an televisi menjadi barang mewah sehingga hanya satu jalan yang mempunyai tv hanya satu orang . Kalau mau lihat tv saya dan adik saya harus berjalan lima puluh meter , hanya satu channel siaran tv saat itu yaitu TVRI .Sore hari jam 06.00 petang nonton film kartun kemudian malam hari jam 09.00 malam nonton film seri atau musik .Kalau Minggu dan malam Minggu tv menjadi ramai , hampir penduduk satu RT nonton tv karena memang hiburan saat itu tv .Tetapi kelas 5 SD saya pindah ke rumah Mbah Kakung karena Mbah Kakung beli tv hitam putih 4 in , walaupun kecil tv menjadi hiburan saya sehingga saya mau pindah rumah untuk nonton tv karena tiap hari teman-teman di SD selalu cerita tentang film seri di tv .Jadi saya bisa ikut cerita karena sudah nonton lebih dahulu di tv .Kelas 6 SD saya pindah lagi ke rumah karena bapak saya beli tv hitam putih dan setiap sore sudah siap di depan tv nonton acaranya.
Ketika liburan sekolah datang itu hari yang menyenangkan karena bertepatan  mulai musim kemarau sehingga kita bisa ke mana-mana . Saya dengan teman pagi-pagi sudah berenang ke sungai dekat rumah .Kami berenang menyeberangi sungai menuju sebuah desa di seberang sambil mencari kelapa di pinggir sungai .Atau kita main-main dengan domba milik teman satu kampung , sambil menunggu domba kami main bola sampai sore hari .Biasanya sore hari kami main lomba burung dara. Saya dengan teman naik sepeda untuk menerbangkan burung dara dan kemudian burung itu dilepaskan .Burung mana yang duluan sampai  di tanah itulah yang menang .Lomba burung dara ini menjadi sarana untuk judi karena orang bisa menebak burung mana yang menang dan kalah akan mendapatkan uang bagi yang tepat menebak.
Hanya berjarak lima kilometer dari rumah kami ada kebun tebu dan bertepatan dengan liburan kebun tebu itu ditebas untuk membuat gula .Ini kesempatan saya dan teman untuk mengambil tebu , maka mulailah saya mengambil tebu itu tetapi saat mengambil tebu seorang mandor tahu ingin menangkap saya dan teman saya  .Saya akhirnya lari dengan cepat tetapi teman saya tertangkap . Kemudian teman saya di bawa ke rumah dan diperingatkan agar tidak mencuri lagi .Saya bebas tetapi teman saya memberitahu kepada orang tua saya.Akhirnya kena damprat juga saya.
Untung tidak masuk penjara karena saat itu usia masih kanak-kanak.
Kelas lima SD saya hampir saja tidak naik kelas karena nilai jelek tetapi saya dibantu oleh guru . Itu cerita ibu karena ibu diberitahu oleh wali kelas kelas saya  . Ibu langsung marah kepada saya dan mulai ketat agar saya tidak boleh main-main lagi.Sayapun mulai les di rumah dengan pengajar ibu dan ayah saya.Mungkin mereka malu kalau anaknya tidak naik kelas.Walaupun nilai tidak tinggi akhirnya saya lulus SD. Perpisahanpun dilakukan , sebagai ucapan syukur orang tua saya menjadi donatur acara perpisahan tersebut.(bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Organisasi Bayangan versi Nadiem

                   Nadiem dengan belajar merdeka "Pendikan adalah paspor untuk masa depan karena hari esok adalah milik mereka yang mem...