Cari Blog Ini

Selasa, 26 Mei 2020

Kenangan untuk adikku...


Mengenang adik..

"Mas sudah keluar tunjangan sertifikasi , dicek saja lewat ATM .."

Kata-kata itu dikirim tiap tiga bulan melalui wa untuk memberitahukan kalau tunjangan sertifikasi guru sudah keluar dan biasanya satu Minggu kemudian saldo di bank sudah bertambah. Sekarang tidak ada lagi yang mengabarkan tunjangan guru kepada saya karena adik saya telah dipanggil Tuhan empat  tahun yang lalu. Kata-kata itu menjadi kenangan untuk komunikasi dengan adikku. Kabar meninggalnya adikku , aku terima lewat telpon hp ibu jam tiga dini hari . Lalu aku dan istri jam setengah enam naik kereta dari stasiun Senen ke kota adikku . Perjalanan sekitar 6 jam dan keluarga sudah memberitahu kalau adikku sudah dimakamkan jam 12.00 siang karena takut hujan sehingga pemakaman dipercepat yang sebelumnya direncanakan jam 14.00 siang .Akhirnya saya sampai di kota adikku,waktu menunjukkan jam 14.00 langsung menuju ke tempat pemakaman .Mendung gelap dan hujan rintik-rintik menyambut kedatangan saya dan istri . Sepi hanya suara dedaunan mengantar kedatangan saya di kuburan . Gundukan tanah merah basah dengan bunga harum menghiasi tertulis dikayu salib nama adik saya Fajar Nugroho Adi. Selamat jalan adikku , Tuhan sudah memanggil tepat pada waktunya. Di rumah Bapa masih banyak tempat. Sekarang engkau sudah bersama Bapa di surga .Itu doa saya sambil tangan saya  memegang kayu salib di gundukan tanah merah basah karena rintik hujan dan wewangian harum bunga.
Fajar Nugroho Adi , panggilannya Adi lahir 6 Desember 1974 , adik saya nomer lima dari enam saudara.Sejak kecil sudah diasuh oleh neneknya karena sakit-sakitan dan ada kelainan jantung .Umur enam  tahun baru ikut ibu bersama adiknya sekolah TK .Mulai dari TK sampai SMP kakak beradik bersama-sama sekolah di sekolah yang sama .Tetapi setelah lulus SMP  , Adi melanjutkan ke SMA sedangkan adiknya ke SMPS di Magelang. Hobinya memelihara hewan mulai dari kucing sampai dengan anjing .Bahkan dia punya anjing yang dipelihara sejak lahir dari induknya sampai besar dan meninggal karena tertabrak mobil. Setelah lulus SMA melanjutkan kuliah di Universitas Negeri Surabaya mengambil jurusan pendidikan Biologi . Setelah lulus pernah cari kerja di Jakarta , tetapi kembali lagi ke kampung . Bapak mempunyai teman di sekolah katolik lalu Adi disuruh melamar menjadi guru di sekolah tersebut . Akhirnya lamaran diterima dan mulailah menagajar  di SMA Katolik tersebut , karena masih bujangan maka Adi bertempat tinggal di asrama dekat sekolahan . Irit transport dan hanya berjalan sepuluh langkah sudah sampai di sekolah. Hobi memelihara binatang menjadi bagian dari hidup Adi ,setelah bekerjapun masih dilanjutkan hobinya .Mulai dari burung sampai  dengan ikan di akuarium . Bahkan gajinya menjadi guru sering habis untuk memuaskan hobinya itu .Menjadi guru bukan cita-cita Adi tetapi mungkin karena ada gen dari orang tua akhirnya profesi guru jadi tumpuannya . Setelah hampir tujuh tahun jadi guru, Adipun menikah dengan gadis pilihannya yang ternyata anak dari teman Bapak ketika masih mengajar di SMP . Fika nama istrinya seorang guru SD , tinggal berdua di rumah mertua karena gaji belum cukup untuk mendirikan rumah .
Meninggalnya Adi sangat cepat dan mendadak , hanya hitungan menit setelah di bawa kerumah sakit dengan mobil dan dimasukkan ke UGD , nafasnya menghilang dan tangisan mengantar ke alam baka . Kelahiran dan kematian bagaikan sekeping mata uang  logam selalu beriringan . Seperti malam dan siang , suka dan duka demikian juga dengan kelahiran dan kematian . Kita lahir dan hidup di dunia , kematian takdir yang harus kita terima . Seminggu sebelum meninggal , Adi terlihat begitu cerianya . Hampir tiap bertemu dengan sesama guru selalu disapa dengan suka cita .
“ Bapak kelihatan tidak sehat ..ke dokter periksa kesehatan “ sapa Romo sebagai bruder di sekolahnya .
“Biasa saja Romo  hanya batuk dan pilek “ sahut Adi denga wajah tetap sembringah . Pesan Romo akhirnya diljalankan  . Adi memeriksa di Rumah Sakit dan harus istirahat di rumah . Dua hari istirahat di rumah . Saat malam hari kira-kira jam 2 dini hari Adi pergi ke kamar mandi tetapi tiba-tiba terjatuh . Suara yang keras membangunkan seluruh keluarga yang sedang tidur . Akhirnya di tolong , sesak nafas dan badan dingin bercampur dengan keringat tanda serangan jantung mengakibatkan kematian  adik saya.
Pagi hari banyak orang berbelasungkawa . Guru dan ratusan murid berbaju putih abu-abu melihat wajah gurunya terbaring di peti mati . Ada duka mengiringi kepergian gurunya .
“Selamat jalan guruku …” kata berucap dari muridnya ketika memandang wajah gurunya  dengan usapan tangis di kelopak matanya.
“Pak Adi guru yang baik “ ujar seorang alumni muridnya sambil memandang wajah foto yang tertampang  di meja . Seorang gadis tengah malam jam 10.00 dari Semarang bersama keluarganya datang untuk mengucapkan duka. Orang baik selalu diingat dan dikenang .
Selamat jalan adikku , engkau sudah menjadi orang baik dan dikenang oleh orang . Paling tidak oleh seorang alumni  yang jauh-jauh dari Semarang untuk melihat wajahmu yang terakhir walaupun hanya lewat foto yang tertampang di sudut meja…

Kenangan  Adi dalam hidupnya



Gambar mungkin berisi: satu orang atau lebih, orang duduk dan dalam ruanganGambar mungkin berisi: 6 orang



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Organisasi Bayangan versi Nadiem

                   Nadiem dengan belajar merdeka "Pendikan adalah paspor untuk masa depan karena hari esok adalah milik mereka yang mem...