![]() |
( foto : SINDO.new) |
Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. ( Ibrani 12 : 10 )
Dalam masa Covid 19 muncul istilah darurat pendidikan yang disampaikan oleh Saiful Huda ketua Komisi X DPR karena banyak anak sekolah yang tidak maksimal dalam belajar.Pada saat bersamaan Mas Menteri dipanggil oleh Komisi X di DPR untuk menghadapi masa pademi Covid 19 yang berkaitan PJJ ( Pembelajaran Jarak Jauh ) , diperkenallkan tentang kurikulum darurat yang memberi tiga opsi yaitu kurikulum tetap mengacu kepada kurikulum pendidikan nasional , satuan pendidikan atau sekolah-sekolah di beri kewenangan untuk menyederhanakan kurikulum sesuai dengan keberadaan sekolah dan siswa dan ketiga kalau terjadi tatap muka maka itu hak orang tua yang menentukan .
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkapkan terdapat tiga problem perlindungan anak di masa pandemi Covid-19, yakni perlindungan anak dari penyalahgunaan gawai, kesehatan, dan pendidikan. KPAI menilai ketiganya perlu dicermati oleh pemerintah.
Ketua KPAI, Susanto, mengatakan isu pertama adalah perlindungan anak dari gawai, lantaran anak-anak semakin lekat dengan perangkat elektronik itu selama masa pandemi ini. Berdasarkan temuan KPAI, sebanyak 22 persen anak melihat tayangan dan iklan tidak senonoh melalui gawai. Sedangkan 5 persen anak dikirimi foto tidak senonoh, dan 3 persen dikirimi video tidak sopan.survei itu dilakukan KPAI kepada 25.264 anak dari 34 provinsi di Indonesia.
Isu kedua, lanjut Susanto, adalah perlindungan dari aspek kesehatan karena banyak anak yang terpapar Covid-19. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, ia menuturkan setiap hari ada 100 anak tertular Covid-19.
"Ini harus menjadi perhatian besar dan PR kita, kalau kita tidak melakukan advokasi maka dikhawatirkan upaya pencegahan dan penanganan Covid-19 pada anak semakin defisit," ucapnya.
Isu terakhir adalah terkait dengan pendidikan anak di masa pandemi. Seperti diketahui, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberlakukan skema pembelajaran jarak jauh (PJJ) saat pandemi Covid-19.
Akan tetapi, sebanyak 79 persen anak mengaku tidak memiliki aturan menggunakan perangkat tersebut. Di sisi lain, ia juga mengungkapkan banyak anak di Indonesia yang tidak memiliki gawai untuk melangsungkan kegiatan belajar jarak jauh. Belum lagi, sebagian mereka mengaku kesulitan mencari sinyal karena faktor demografis maupun tidak mampu membeli kuota internet karena tekanan ekonomi.Ia mengatakan skema tersebut menimbulkan sejumlah konsekuensi pada anak. Survei KPAI mengungkapkan 25,4 persen anak menggunakan perangkat (gawai) seperti ponsel, tablet, maupun komputer jinjing lebih dari 5 jam per hari. Kemudian, 76,8 persen anak menggunakan perangkat tersebut selain untuk belajar.( CNN Indonesia )
Dari paparan tersebut di atas , kita menyadari di Indonesia sedang terjadi darurat pendidikan . Memang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah mengeluarkan dana sebesar 7,2 trilyun untuk kuota internet dalam Pembelajaran Jarak Jauh bagi siswa , mahasiswa dan guru selama bulan September s/d Desember 2020 . Tentu kabar ini mengembirakan paling tidak . salah satu problem siswa yang dikemukakan oleh KPAI dapat ditangani oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan .
Sekolah sebagai institusi seharusnya mempunyai peran dalam penanganan darurat pendidikan .Kurikulum dan Home Learning atau PJJ seharusnya berpusat kepada siswa bukan aturan-aturan birokrasi , SOP dan menejemen yang kadang-kadang memberi beban kepada guru dan siswa . Guru dan siswa merupakan komponen yang penting dalam sistem pendidikan , sehingga pemberdayaan guru menjadi prioritas untuk melayani siswa . Hak siswa untuk belajar menjadi hal utama sehingga guru bukan hanya sekedar mentransfer pengetahuan kepada siswa tetapi lebih dari itu mendampingi setiap siswa dalam belajar . Guru memberi pendampingan seperti kata-kata Ki Hajar Dewantara yaitu Ing Ngarso sung Tuladha , Ing Madya Mangun Karsa , Tut Wuri Handayani . Ini bukan hanya kata-kata mutiara tetapi harus terpatri dalam diri setiap guru . Dalam kondisi siswa capai dalam belajar sebagai guru bisa memberi penghiburan kepada siswanya , dalam kondisi jenuh , guru bisa memberi kekuatan dengan cerita-cerita yang memberi inspirasi bagi siswa kita dalam kondisi tidak semangat ,guru memberi kekuatan dengan lelucon sehingga siswa bisa tertawa . Buatlah belajar dengan menyenangkan , bukan dengan ketakutan . Buatlah belajar dengan ceria bukan dengan amarah karena melihat siswa kita tidak disiplin . Sekolah adalah tempat pembinaan bagi siswa bukan tempat hukuman bagi siswa . Hukuman adalah sebagai efek jera agar perbuatan tidak terulang lagi dilakukan . Pendisiplinan memang perlu ditegakan tetapi dibalik hukuman perlu ada argumentasi dan penalaran untuk menjelaskan kepada siswa agar siswa tidak salah paham .
Dalam Home Learning yang saya lakukan , setelah pelajaran berakhir ternyata ada seorang siswa yang terakhir keluar dari home learning tersebut . Setelah siswa lain left dari home learning , siswa ini tidak perlu saya sebutkan namanya minta maaf kepada saya karena tidak bisa menampilkan wajahnya karena kameranya sedang rusak .
Saya hanya bertanya kepada dia “ Kamu mengikuti pelajaran saya khan” .
“Pasti pak karena tiap hari mama dan oma saya menjaga saya belajar .” kata anak itu . Terus terdengar suara seorang ibu , “ Benar pak saya menjaga anak saya terus “
“Oh ya bu ...terima kasih ibu telah mendampingi putra ibu “kata saya sebagai rasa penghormatan kepada orang tua yang mempunyai tanggungjawab mendidik anaknya. . Pendidikan pertama dan utama adalah keluarga . Seorang ibu dan omanya mendampingi anak dan cucunya . Khalil Gibran seorang pujangga Lebanon Amerika pernah mengatakan “Kau adalah busur dan mereka adalah anak panah yang melesat ke depan. Sang Pemanah telah membidik sasaran keabadian.” . Seorang anak adalah anak panah sendangkan orang tua adalah busur yang akan melesat kedepan untuk mencapai cita-cita dan tujuan hidup anaknya. .Sekolah adalah tempat untuk menolong siswa mencapai kedewasaannya . Kerjasama yang saling mendukung perlu diwujudkan untuk mencapai generasi penerus bangsa. SEMOGA…..(abc)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar