Cari Blog Ini

Senin, 18 Januari 2021

Rumusan Pendidikan ala Jack Ma...

 

Foto : pelita.onlne

"Abad lalu kita menang dengan peduli pada diriku sendiri, abad ini kita menang dengan peduli pada orang lain." ( Jack Ma )


Jack Ma , pendiri  Alibaba dalam forum OECD di Paris Perancis  menyebutkan rumus pendidikan bukan untuk fokus pada kurikulum atau prestasi peringkat. Jack Ma justru menekankan pada "kecerdasan" dan kapasitas kemampuan siswa untuk mencintai (LQ) di samping kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan intelektual (IQ). "Hati" tidak tergantikan mesin "Jika kamu ingin sukses, kamu harus memiliki EQ yang sangat tinggi, cara untuk bergaul dengan orang-orang," katanya pada konferensi OECD seperti dilansir dari World Economidc Forum (WEF). "Jika kamu tidak ingin tersisih dengan cepat, kamu harus memiliki IQ yang baik," tambahnya. Tetapi, lanjut Jack Ma,  “Jika kamu ingin dihormati, kamu harus memiliki LQ - hasil dari mencintai,” jelasnya. "Otak akan digantikan oleh mesin, tetapi mesin tidak akan pernah bisa menggantikan hatimu," demikian alasan Jack Ma. ( Kompas.com 11/1/2020 )

Sayangnya, beberapa orang masih dengan gigihnya memiliki kepercayaan tentang kurikulum sebagai faktor utama. Mereka meyakini bahwa perubahan harus kita mulai dari sana. Menurutnya,  untuk mengubah program kegiatan dan hasil pendidikan, terlebih dahulu kita harus mengubah kurikulum. Maka, aktor utamanya yang muncul adalah silabus, KKM, SKL, dan RPP.

Kepala sekolah dan guru sibuk mengurusi administrasi pembelajaran yang bertumpuk tidak ingat lagi tentang kecerdasan yang dimiliki oleh para siswa yang unik dan beragam yang dimiliki oleh setiap siswa . Yayasan sibuk dengan berbagai aturan yang kadang-kadang menjadi beban kepala sekolah dan guru . Staf bidang pendidikan menyusun program untuk meningkatkan kompetensi guru tetapi tidak berdampak terhadap  guru sehingga program hanya sebatas angin lalu saja .

Berita tentang siswi bunuh diri, bully di sekolah, dan kekerasan cyber yang menimpa murid-murid kita, seharusnya membuka kesadaran kita semua. Kita harus sadar bahwa pendidikan tidak cukup hanya menjadi sarana untuk melatih pekerja masa depan. Tidak cukup kalau hanya berfikir tentang bagaimana cara memberi makan generasi berikutnya. Pendidikan juga tidak cukup jika kita memandangnya sebagai sebuah kurikulum belaka. Seperti yang dikatakan oleh Jack Ma siswa  harus memiliki LQ (Love Quotient), The quotient of love.”

Pendidikan adalah tentang manusia bukan tentang dokumen kurikulum. Ketika pelatihan dan workshop melulu berisi tentang kajian kurikulum dan perangkat-perangkatnya, maka kapasitas murid menjadi bukan yang utama. Terlebih lagi, kapasitas mencintai. Fokus pada LQ, kecerdasan atau kemampuan mencintai. Sejak lahirnya psikologi positif, ilmu pengetahuan mengarahkan perhatiannya pada sisi positif manusia; mengembangkan potensi, optimisme, dan rasa mencintai. Manusia tidak hanya ingin terbebas dari masalah tetapi juga mendambakan kebahagiaan.

Apakah kemampuan mencintai bisa diajarkan ? Bisa , menurut Jack Ma semakin dini memulai semakin besar hasil yang kita dapatkan . Mulai dari rumah , PAUD . TK , SD dan seterusnya . Dia menyarankan untuk berinvestasi banyak di tingkat PAUD karena di usia dini  anak-anak membangun keterampilan dan nilai-nilai yang sangat dibutuhkan di masa depan . Demikian juga dengan  TK dan sekolah dasar memiliki pengaruh luar biasa untuk membentuk anak-anak. Jack Ma juga menganjurkan mendukung guru lebih kuat. “Jika kita menghormati guru, kita menghormati pengetahuan dan kita menghormati masa depan,” katanya. "Tingkatkan gaji mereka dan bantu kepala sekolah dengan pelatihan kepemimpinan, karena 60 persen guru meninggalkan profesi karena mereka tidak menyukai kepala sekolah mereka," ujarnya. Tentu rumusan pendidikan menurut Jack Ma ini bisa kita renungkan agar kita mempunyai kecintaan terhadap anak didik kita .Mulailah dengan kepedulian dan rasa hormat terhadap diri sendiri. Kemudian, peduli kepada setiap murid dan menghormati setiap orang. Setiap kita memiliki cara yang berbeda dalam mengungkapkan cinta dan peduli. Apapun cara yang kita pilih, menyampaikan dan memberikan cinta harus dengan penuh rasa cinta pula.(abc)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Organisasi Bayangan versi Nadiem

                   Nadiem dengan belajar merdeka "Pendikan adalah paspor untuk masa depan karena hari esok adalah milik mereka yang mem...