Cari Blog Ini

Jumat, 15 Januari 2021

Sekolah telah dibuka...

foto : Trimbunnewscom

 

"Kamu harus tetap bersekolah.  Kamu harus kuliah. Kamu harus mendapatkan gelarmu. Karena itu satu hal yang tidak bisa diambil orang darimu adalah pendidikanmu. Dan itu sepadan dengan investasi." - Michelle Obama


Tahun pelajaran semester genap telah di buka , guru dan siswa mulai melakukan akitvitas pembelajaran . Ada dua pilihan sekolah di buka pada masa pademi covid 19 yaitu : Pertama, mereka yang ingin membawa kembali murid-murid ke gedung sekolah untuk menghentikan dampak learning loss (kehilangan masa belajar ) .  Kedua, mereka yang tetap memilih Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) atau home learning dengan memperbaiki dan menyempurnakan metodenya. Termasuk dalam golongan kedua adalah mereka yang menginginkan blended learning. Hal ini berkaitan dengan fasiltas belajar atau akses pendidikan . Mereka yang memiliki akses memadai terhadap PJJ, maka para pendidiknya merasa tertantang untuk melanjutkan PJJ dengan menyempurnakan metode belajar yan tepat untuk PJJ. Sebaliknya, mereka yang minim fasilitas sangat mendambakan belajar tatap muka.

Namun masa pademi covid 19 banyak di daerah-daerah di Indonesia termasuk DKI Jakarta memutuskan untuk melanjutkan PJJ . Belum ada data penelitian di Indonesia tentang efektifitas PJJ satu semester ini sehingga tidak bisa mengambarkan kondisi siswa saat ini ketika implementasi PPJ dilakukan di sekolah . Di Amerika hal ini sudah dilakukan dan  dimuat di www.mckinsey.com tanggal 8 Desember, Curriculum Associates i-Ready merilis sebuah analisis tentang nilai ujian terakhir di masa PJJ. Di Indonesia kita sebut Penilaian Akhir Semester (PAS).

Penelitian tersebut menyoroti hasil belajar murid kulit putih dan kulit berwarna. Jika kita melihatnya secara netral, maka kita bisa membacanya sebagai hasil belajar murid yang memiliki fasilitas memadai untuk PJJ dan mereka yang kurang memadai.

Laporan tersebut menjelaskan  bahwa murid kulit putih hanya mampu menyerap materi sebesar 67% untuk matematika, sedang siswa kulit berwarna hanya 59%. Jadi, jika kita ukur dari awal tahun pelajaran maka waktu total adalah enam bulan. Kemampuan menyerap hanya 59%, berarti para murid hanya belajar selama tiga bulan. Tentu ini kondisi di Amerika yang akan berbeda dengan di Indonesia . 

Berdasarkan pengamatan melalui media , berbicara dengan guru atau dengan siswa kita bisa memberi sekilas gambaran tentang efektivitas PJJ ini yaitu :

Siswa tidak belajar sama sekali karena membantu orangtua bekerja. Setiap hari sudah merasa asyik bermain fisik atau menghabiskan waktu dengan main HP dan laptop. Merasa nyaman begadang dan bangun siang. Merasa nyaman dengan sekolah yang longgar dan sebentar. Merasa nyaman selalu bisa mencari jawaban di mesin pencari saat ulangan. Merasa nyaman memiliki alasan tidak ada kuota atau gangguan jaringan. Bosan ,lelah , banyak tugas diberikan oleh guru .Tidak mengerti penjelasan guru apalagi berkaitan dengan pelajaran eksata yang membutuhkan hitungan .

Fakta tentang guru merasa lelah menyiapkan PJJ. Banyak juga yang merasa asyik. Mencari upah tambahan sebagai penghasilan sampingan. Merasa ngos-ngosan mencari perhatian murid saat mengajar. Sibuk mengejar-ngejar tugas yang belum selesai. Sibuk mendengarkan komplain orangtua murid. Bingung dengan hasil belajar murid. Pelajaran tertentu, hampir semua siswa meraih nilai sempurna. Bingung jika ada yang belum tuntas. Mencari metode pembelajaran yang tepat , mencari aplikasi pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa .

Tentang orangtua murid  merasa tertekan untuk mendampingi anaknya , jadi guru di rumah karena anak-anaknya masih kecil .Bingung apa yang harus dikerjakan  karena urusan sekarang bertambah dengan adanya anak yang tidak paham tentang pelajarannya .Pengin cepat ada tatap muka sehingga siswa bisa belajar di sekolah . Itu gambaran tentang PJJ yang selama hampir 8 bulan dilakukan di rumah . Mau tidak mau , PJJ harus di lakukan dan dipaksa kita untuk berubah . Peristiwa selama 6 bulan ini atau satu semester bisa menjadi pengalaman untuk berbuat lebih baik .Mari kita sambut semester dua ini dengan menarik  napas dalam-dalam dan yakinkan diri bahwa kita semua harus bekerja sama untuk berjuang melewati ini semua, saling dukung dan saling menguatkan.

Kita memandang PJJ ini sebagai kesempatan melangkah lebih maju dalam meningkatkan kualitas pendidikan kita? Semoga .(abc)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Organisasi Bayangan versi Nadiem

                   Nadiem dengan belajar merdeka "Pendikan adalah paspor untuk masa depan karena hari esok adalah milik mereka yang mem...