"Pendidikan melahirkan kepercayaan. Keyakinan melahirkan harapan. Harapan melahirkan perdamaian." - Konfusius
Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A merupakan pendiri Gojek, sebuah perusahaan transportasi dan penyedia jasa berbasis daring yang beroperasi di Indonesia dan sejumlah negara Asia Tenggara seperti Singapura, Vietnam, dan Thailand. Kemudian menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Presiden Joko Widodo-K.H Ma'ruf Amin, yang dilantik pada 23 Oktober 2019. Sebagai Mendikbud yang baru , Nadiem Makarim memperkenalkan konsep “Merdeka Belajar “ . Dikatakan saat Diskusi Standard Nasional Pendidikan, di Hotel Century Park, Jakarta Pusat pada Jumat, 13 Desember 2019 , "Merdeka belajar adalah kemerdekaan berpikir. Dan terutama esensi kemerdekaan berpikir ini harus ada di guru dulu. Tanpa terjadi di guru, tidak mungkin bisa terjadi di murid,"( tempo.co ,13/12/1919) . Guru menjadi hal yang penting dan utama dalam pendidikan , sehingga perlu ada perubahan dalam diri guru . Paradigma perubahan harus dimiliki oleh seorang guru sehingga guru bisa menerjemahkan kurikulum dan mencari jalannya sendiri, baru keluar lagi kepada murid. Kata Nadiem ,"Paradigma merdeka belajar adalah untuk menghormati perubahan yang harus terjadi agar pembelajaran itu mulai terjadi di berbagai macam sekolah." (tempo.co , 13/12/1919 ) .
Tahun pembelajaran 2020-2021 , Ujian Nasional dihapus mulai dari sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah . Dampaknya tentu beragam terutama berkaitan dengan proyek anggaran yang dipangkas karena Ujian Nasional berbasis Komputer dihilangkan , milyaran rupiah dipangkas untuk diselamatkan . Tidak dipungkiri bahwa proyek Ujian Nasional menjadi ladang basah bagi oknum-oknum bermain korupsi . Di pihak lain penerbit buku kehilangan daya beli karena tidak bisa lagi menjual berbagai prediksi soal dan pembahasan ujian sekolah karena bagi penerbit Ujian Nasional menjadi daya jual bagi murid untuk menghadapi persiapan ujian nasional . Demikian juga dengan bimbingan belajar menjadi sepi karena tidak ada daya tarik untuk belajar mempersiapkan ujian nasional karena ujian nasional telah dihapus . Bulan September 2021 rencana akan di adakan Asesmen Nasional bagi sekolah - sekolah . Hal ini juga menjadi ancaman bagi sekolah - sekolah untuk menghadapi perubahan yang harus terjadi . Bagi sekolah negeri agar hasil Asesmen Nasional menjadi baik maka perlu ada upaya untuk meningkatkan mutu pendidikannya di sekolah . Tidak ada lagi guru nyambi bekerja di luar jam sekolah , semuanya harus mempersiapkan pembelajaran di dalam kelas . Demikian juga bagi sekolah swasta , Asesmen Nasional menjadi tolak ukur keberhasilan sekolah swasta dan juga daya tarik untuk mencari siswa . Karena hasil Asesmen Nasional menjadi penentu orang tua untuk mencari sekolah bagi anaknya . Untuk itu sekolah swasta harus mempersiapkan dengan bekerja lebih keras agar hasil Asesmen Nasional berhasil baik .
Kontroversi kebijakan Nadiem Makarim tentu menimbulkan riak-riak dalam gelombang perpolitikan di Indonesia . Maka muncul adanya kebijakan pelajaran sejarah mau dihapus , akhir-akhir ini muncul PP N0.57 tahun 2021 tentang Standar Pendidikan Nasional yang menyatakan Pendidikan Pancasila dan Bahasa Indonesia bukan pelajaran wajib di jenjang pendidikan dasar , menengah dan tinggi , kemudian ada protes dari pengurus NU yang menyatakan tokoh-tokoh NU seperti KH Hasyim Asyari dan Gus Dur tidak ada di Buku elektronik Kamus Sejarah Indonesia Jilid I 1900-1950 yang akan diterbitkan oleh Kemendikbud. Tidak mengherankan muncul isu reshuffle kabinet bahwa Nadiem Makarim akan diganti karena Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah dilebur dengan Kementerian Riset dan Teknologi. Tentu jawabannya kita tunggu saja ! (abc)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar