Cari Blog Ini

Minggu, 01 Agustus 2021

Lenong Koplak

 Manusia tidak memiliki talenta yang sama, tapi kita memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan talenta kita. [John F. Kennedy]

Lenong koplak siap tampil


Jaman dulu di RCTI ada lenong rumpi , di TPI ada lenong bocah dan sekarang di sekolah ada lenong koplak . Menurut Kamus Bahasa Gaul, arti kata koplak adalah terlihat bodoh tetapi lucu dan dapat menghibur orang lain. Arti lainnya dari koplak adalah kata dalam bahasa jawa yang berarti bodoh namun biasanya digunakan sebagai kata untuk gurauan. Nama koplak sendiri atas usulan pak Theo terhadap lenong beranggotakan guru-guru yang akan pentas untuk acara natal lokasi


Tahun 2017 , saat itu pak Theo punya usulan untuk membentuk lenong untuk acara natal . Akhirnya usulan itu disambut baik dan saya disuruh menulis skenarionya . Hanya satu hari saya membuat skrip dialog lenong ala betawi sehingga bahasa lu dan gue menjadi ciri  khas tiap dialog . Ceritanya tentang anak orang kaya yang masuk dalam pergaulan bebas akibat broken home . Mabuk-mabukan , pesta dan narkoba setiap hari dilakukan tanpa mengenal lagi orang tua apalagi Tuhan . Sampai akhirnya polisi menangkap karena keterlibatan anaknya dalam kasus narkoba dan pertobatan terjadi . Ceritanya biasa saja dan sering ditampilkan tetapi dikemas dengan dialog banyolan sehingga membuat penonton dari awal sampai akhir pentas tertawa terus . 

Pak Theo in action...

Improvisasi para pemain diacungkan jempol karena hampir sembilan puluh persen adalah hasil emosi pemain , sepuluh persen berupa skrip naskah dialog hanya untuk pedoman saja apalagi menghafalkan dialog banyak lupanya daripada ingatnya . Jadi dagelan  Srimulat dipakai   pokoknya dialog jangan berhenti pokoknya ngomong apa saja . Namanya juga lenong , apalagi koplak tidak ada yang berani protes . Latihannya pun dua atau tiga kali , jadi hanya modal nekat berani tampil di panggung . 

Bersatu dalam panggung , bersatu dalam makan



Sukses pertunjukan pertama karena terhibur dan orang bisa tertawa melupakan segepok pekerjaan . Kemudian tahun berikutnya tampil untuk yang kedua kali . Ceritanya tentang pertobatan preman Betawi dengan berbagai perilaku preman . Pak Theo sebagai pemain utama memerankan dengan kocaknya . Dialognya cukup berani karena menyindir guru , kepala sekolah dan sekolah . Namanya juga cerita lenong tidak ada yang tersakiti dengan sindiran tersebut . Pertunjukan sukses juga karena pemain bermain lebih rileks dan sudah menguasai panggung . Enam puluh menit pertunjukan selesai tetapi terasa singkat karena cerita banyak banyolan dan adegan yang lucu . Semua tertawa sebelum tertawa dilarang dan susah membuat orang tertawa . Hal ini sudah dilakukan oleh lenong koplak , biarlah orang tertawa dan kafilah tetap berlalu atau   show must go on .

Kumpulan orang-orang berbakat

Tak terduga dan tak terkira guru SMA mempunyai talenta yang hebat , lenong koplak sudah membuktikan . Guru-guru baru pun ikut terlibat sehingga ada peluang untuk meneruskan lenong koplak tetap ada . Selepas purna bakti sebagai guru hanya berharap lenong koplak masih eksis dan berkarya . Bakat dan talenta sudah ada tinggal mengembangkan diri . Dalam dunia marketing , lenong koplak punya nilai jual dalam PSB untuk menarik jumlah siswa bahkan menjadi trade mark sekolah seperti IPEKA games , Teto dan Kepo e- magazine . Perlu ada upaya dan usaha , sekolah bagaikan warung makan  untuk menawarkan makanan enak dan pelayanan  baik . Walaupun jaraknya dan harganya mahal karena enak makanannya dan pelayanannya baik maka banyak pengunjung dan pelanggan yang datang . Bahkan harus datang lebih awal dan mau antri untuk mendapat makanannya karena takut kehabisan makanan. Demikian juga dengan sekolah , sekolah yang mempunyai ciri dan karekter tersendiri yang membedakan dengan sekolah lain akan diminati dan dicari oleh orang . Jangan mengikuti ekornya tetapi jadi kepala itu petuah Tionghoa . Petuah ini mengingatkan agar jangan ikut-ikutan sekolah lain , kita harus jadi kepala dan punya prinsip , biarlah orang lain yang mengikuti kita dan kita tetap jadi kepala. Semoga IPTO tetap menjadi kepala bukan ekor…(ABC)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Organisasi Bayangan versi Nadiem

                   Nadiem dengan belajar merdeka "Pendikan adalah paspor untuk masa depan karena hari esok adalah milik mereka yang mem...