Cari Blog Ini

Rabu, 13 Juli 2022

Melayani di hari tua....


In - action

“ Ya Allah, Engkau telah mengajar  aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu   yang ajaib; juga sampai masa tuaku dan putih rambutku, ya Allah, janganlah meninggalkan aku, supaya aku memberitakan kuasa-Mu  kepada angkatan ini , keperkasaan-Mu kepada semua orang yang akan datang..” ( Mazmur 71 : 17-18 )


Hampir delapan tahun tidak bertemu , akhirnya 13 Juli 2022 saya datang ke  rumah pak Tri  di Serdang Asri 1 No. E2 No.19 Pecenongan Curug Tangerang . Tidak terlalu jauh tempatnya sekitar 7 km dari tempat tinggal saya . Kita satu wilayah di kecamatan Curug Tangerang . Berbekal alamat di buku tahunan saya berkunjung di tempat pak Tri . Memang no HP pak Tri sudah hilang dan alamat tidak tahu sehingga saya merasa kesulitan untuk berhubungan dengan pak Tri , beruntunglah saya mencari buku-buku di lemari ditemukan alamat di Yearbook tahun 2008-2009 . Saya berangkat naik motor menuju ke alamat rumah , bingung juga karena sudah banyak perubahan , jalan sudah rapi teratur dan banyak ditemukan kompleks perumahan . Kira-kira delapan tahun yang lalu saya pernah ke rumah pak Tri tetapi jalan belum rapi masih berlumpur dan masih jarang ada rumah tetapi sekarang sudah ramai banyak perumahan , ruko dan pedagang di pinggir jalan . Hampir 45 menit perjalanan akhirnya ketemu rumahnya . Rumahnya sepi , pintu tertutup kata tetangganya sedang keluar , di tunggu saja sebentar lagi paling sudah pulang kata tetangganya yang bernama pak Yanto setelah saya berkenalan dengan orang tersebut . Akhirnya saya ngobrol dengan pak Yanto di pos depan samping rumah pak Tri . Sepuluh menit kemudian muncul pak Tri boncengan naik Suzuki Smash dengan istrinya . Akhirnya pertemuan terjadi saya lihat pak Tri tubuhnya kurus dan istrinya pun tambah langsing . Kami pun masuk ke rumah pak Tri , suasana rumah  asri dengan perabotan klasik khas Yogyakarta  , ada patung , lukisan dan suasana rumah Jawa . Di halaman terlihat banyak ayam , ternyata untuk mencari kesibukan sehari-hari pak Tri memelihara ayam kampung . Kami Pun ngobrol tentang masa lalu  ketika masih menjadi guru di IPTO dan cerita kabar  teman-teman . Sambil disuguhi kopi dan makan siang masakan padang kami asyik ngobrol ngalor-ngidul tanpa akhir .

Bersama kita keluarga

Pak Tri Atmojo lahir di Yogyakarta 1 Juli 1958 , setelah menamatkan di SMA BOPKRI melanjutkan di UGM Fakultas Sastra Indonesia . Kemudian setelah menikah hijrah bersama istri ke Jakarta . Selama tiga tahun menjadi guru di Pusaka Abadi di daerah Jelambar Jakarta Barat , tahun 1995 diterima di SMP K IPEKA Tomang menjadi guru bahasa Indonesia . Tahun 1999 membantu menjadi guru di SMAK IPEKA Tomang . Sejak itulah saya menjadi sahabat dengan pak Tri . Kita Pun menjadi redaksi majalah Bijak selama beberapa tahun . Pak Tri sebagai sahabat , saudara , kakak maupun orang tua bagi saya . Selama menjadi guru kami pun berinteraksi dan bergaul layaknya saudara . Banyak pergumulan , permasalahan dan problematika kehidupan selalu menjadi bahan diskusi tiap hari . Di kantor guru , ruang piket , perpustakaan dan kantin menjadi tempat diskusi . Materi diskusi mulai masalah rohani , keluarga , kebijakan sekolah sampai dengan politik . Diakhir waktu sambil menunggu jam pulang kita sering nyanyi bersama dengan lagu jadul . Pak Tri orangnya sangat terbuka , empati dan banyak memberi nasehat kepada  saya . Karena menurut saya pak Tri seperti sesepuh memberi petuah kepada kami . Setelah lulus S2 di Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung Jakarta pak Tri memang aktif menggereja di GKI Citra . Menjadi anggota Majelis sering melayani di pos-pos GKI di luar kota . Kadang-kadang diundang untuk berkhotbah di gereja-gereja . 

Saat waktu tidak mengajar kadang kala beberapa guru makan siang di warung Dewi di samping sekolah dekat toko buku Emmanuel . Warung itu jual makanan , lauk dan minuman . Sarapan dan makan siang sering dilakukan di situ . Tempe goreng dan tahu memang enak dan laris terjual .Apalagi dimakan panas-panas setelah digoreng dan seteguk kopi hangat terasa nikmat dunia . 

foto ktp

Tahun 2014 pak Tri mengakhiri menjadi guru karena pensiun , tugas mengajar dan mendidik siswa di sekolah IPTO sudah berakhir . Sekarang usia pak Tri sudah 64 tahun , seperti waton Jawa mengatakan umur sewidak yang artinya sejatine wis wayahe tindak . Masa dimana orang harus mempersiapkan diri untuk pergi meninggalkan dunia . Masa yang tidak memikirkan lagi masalah dunia tetapi mempersiapkan kehidupan masa depan . Hal inilah yang dilakukan oleh pak Tri beserta  istri. Sekarang mereka berdua lebih banyak melayani di gereja . Pak Tri oleh GKI Citra sekarang dipercaya untuk melayani bidang pendidikan . Di Tenjo Tigaraksa didirikan dua sekolah TK gratis , hampir lima tahun yang lalu pak Tri mengkoordinasi guru untuk mendidik dan mengajar anak-anak gratis bagi masyarakat yang kurang mampu . Bentuk pelayanan untuk kemuliaan Tuhan , keduniaan dan kedagingan sudah mulai ditinggalkan . Kedua anaknya Naomi dan Ruth sudah bekerja dan mandiri , tidak ada lagi beban . Hidup harus diatur dan terencana , semua ada waktunya , ada waktu suka , ada waktu duka , ada waktu kerja , ada waktu istirahat . Seperti firman Tuhan mengatakan  “ Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon; mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita. Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar, untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya. “ (Mazmur 92:13-16 ). Itulah yang dilakukan oleh pak Tri di hari-hari  masa tuanya ….(abc)


Minggu, 10 Juli 2022

Gonta-ganti kurikulum

 

Bongkar pasang kurikulum


Kurikulum berubah, tidak otomatis kualitas pendidikan meningkat. Namun, jika kualitas guru meningkat, kualitas pendidikan pasti meningkat, itu kuncinya.( Anies Baswedan )

       Tahun pelajaran 2022-2023 berlaku kurikulum baru yang bernama kurikulum merdeka (Kurma) sebagai pengganti kurikulum darurat akibat adanya pademi covid 19 . Pergantian ini sepertinya tergesa - gesa , dengan kurun waktu sekitar 6 bulan terjadi pergantian kurikulum . Sering berganti kurikulum tetapi mengapa kualitas pendidikan masih rendah ? Dimana kesalahan terjadi ? Pertanyaan ini ada karena kita disuguhi data tentang hasil Tren Nilai dan Peringkat PISA Indonesia  tahun 2019 yaitu :

Dari data tersebut di atas diperlihatkan ada kenaikan nilai dan peringkat setiap tahun tetapi terjadi kemunduran juga . Tidak ada kenaikan yang berlangsung terus-menerus bahkan mengalami kemunduran . Untuk mencari solusi ini ,kemudian  Kemdikbud gonta-ganti kurikulum mulai dari kurikulum 2003 dengan KBK , kurikulum 2006 , kurikulum 2013 , masa pademi Covid 2019 keluar kurikulum darurat sampai yang terakhir tahun 2022 keluar kurikulum merdeka . Namun  dalam kenyataannya  tidak ada pengaruh yang signifikan antara kurikulum dengan kualitas pendidikan di Indonesia . Padahal rekomendasi dari OECD tidak mencantumkan adanya perubahan kurikulum tetapi bagaimana meningkatkan kompetensi membaca , matematika dan sains bagi siswa . Kondisi ini menurut Prof . Indra Charismiadji praktisi dan pengamat pendidikan menganalogikan bangsa Indonesia sedang sakit pusing selalu  minum paramex tetapi tidak sembuh-sembuh  sampai akhirnya di periksa di rumah sakit OECD dengan test namanya PISA . Kemudian hasil testnya ternyata terkena hypertensi sehingga perlu diubah pola makannya tidak boleh makan asin-asin , makan daging kambing dan minum amlodipine . Tetapi yang dilakukan oleh bangsa kita bukan  membeli amlodipine melainkan   bodrex . Jadi sakitnya apa ,obatnya apa  itu yang menjadi problem bangsa kita . Antara penyakit dan obatnya sudah keliru tetapi pemerintah tetap yakin  obatnya  tanpa  rekomendasi . Bagaimana kita akan meningkatkan PISA kita kalau  satu rekomendasi dari OECD tidak kita dilakukan tetapi kita tetap ngotot dengan cara kita sendiri . Analogi ini tentu ada benarnya ketika mengamati kondisi pendidikan kita , biaya milyaran rupiah terbuang percuma kalau kita tidak memperhatikan permasalahan yang terjadi untuk mencari solusi yang benar .

Data UKG secara nasional


Rekomendasi OECD pada dasarnya adalah  penguatan kapabilitas dan kapasitas guru-guru di Indonesia . Hal ini sudah dipahami oleh pemerintah dan hasil uji kompetensi guru di Indonesia masih rendah karena kurang dari 50 sehingga kompetensi  guru perlu ditingkatkan . Tetapi hal ini tidak kunjung diperbaiki oleh pemerintah . Kurikulum bagaikan partitur musik  , kita mau bisa partitur lagunya Mozart , Rinto Harahap atau Didi Kempot . Tetapi kalau problemnya pemain orkestra tidak bisa main musik , jelak hasilnya . Diajari dulu pemainnya bukan gonta-ganti partiturnya . Demikian juga dengan dunia pendidikan kita , guru-guru perlu ada pelatihan terhadap kompetensinya sehingga bisa mampu dan menguasai kurikulumnya bukan gonta-ganti kurukulum tetapi guru masih belum jelas dan masih bingung . Hal ini yang terjadi di Indonesia . Kita gonta-ganti kurikulum tetapi guru belum jelas kurikulumnya . Kurikulum baru tahap proses tetapi kurikulum sudah diganti . Kenapa pemerintah tidak membenahi guru dengan memperdayakan guru sehingga kualitas guru meningkat  kompetensinya .

Guru bukan satu-satunya sumber belajar

Kalau kita lihat kurikulum 2013 punya standart proses pendidikan yang  sangat baik yang tercantum dalam Permendikbud no.22 tahun 2016 . Kalau ini sudah dilaksanakan saat  pademi covid 19 tidak terjadi learning loss . Dalam Permendikbud no.22 tahun 2016 bisa menjadi evaluasi   pendidikan kita . 

1.Kita lihat dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;

2. dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis

aneka sumber belajar;

3. dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan

pendekatan ilmiah;

4. dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis

kompetensi;

5. dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;

6. dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju

pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;

7. dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;

8. peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills)

dan keterampilan mental (softskills);

9. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan

peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;

10. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan

(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun

karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses

pembelajaran (tut wuri handayani);

11. pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat;

12. pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,

siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas;

13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan

efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan

14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta

didik. 

Keberhasilan bersama

Kalau Permendikbud no.22 tahun 2016 ini dilaksanakan dengan sungguh-sungguh maka tidak perlu lagi adanya kurikulum merdeka (KURMA) . Misalnya dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu . Guru melakukan hal ini dengan cara memberi tugas kepada murid untuk mencari pengetahuan dimana saja bukan hanya memberi tahu di buku teks atau menghabiskan materi  buku teks setelah itu pembelajaran selesai .Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar. Di kelas guru bukan satu-satunya sumber belajar tetapi hanya salah satu saja , perpustakaan , internet , buku referensi bisa menjadi sumber belajar . Kalau semua ini dilakukan dengan sungguh-sungguh maka pendidikan di Indonesia mengalami kemajuan . Hal yang menjadi penting sekarang adalah SDM guru-guru di tingkatkan bukan kurikulum yang gonta-ganti . Semua ini adalah PR bersama untuk kemajuan pendidikan kita . (abc)


Kamis, 07 Juli 2022

Baju tentara

Hobi tidak  bisa dipaksa

Ingat kembali hobi anda , temukan passion anda (Dedy Dahlan)

Ketika saya menjadi guru sejarah , saat menjelaskan tentang masa perjuangan melawan Jepang . Ditampilkan sosio drama tentang perjuangan kemerdekaan melawan tentara Nippon . Setiap kelompok diberi tugas , terserah tentang cerita apa saja yang jelas temanya tentang perjuangan  mencapai kemerdekaan . Dalam satu kelompok , ada seorang murid dengan penampilan baju lengkap tentara Jepang , saya terkejut dan takjub karena bajunya persis seperti tentara Jepang sungguhan . Murid itu namanya Jasen Purwaadi , ketika saya tanya itu baju sewa dimana ? " Ngak pak ini baju saya sendiri , saya di rumah mempunyai puluhan baju tentara dari berbagai negara" katanya dengan rasa bangga memperlihatkan baju tentaranya .

Siap menjadi tentara

Ternyata Jasen mempunyai hobi mengumpulkan baju tentara dari berbagai negara . Setelah lulus SMA , saya lihat FBnya banyak aktivitas yang dilakukan berkaitan dengan bajunya , Jasen ternyata aktif dalam komunitas yang mendemonstrasikan dalam kegiatan contest kostum militer  seperti Heiho , Peta ( Pembela Tanah Air ) ataupun tentara Jerman masa perang dunia pertama dan kedua . Bukan hanya militer jaman perang dunia pertama dan kedua tetapi masa sekarang pun ada kostumnya . Tidak hanya kostum saja tetapi aksesoris lainnya juga lengkap tersedia seperti samurai , pedang , pistol mulai dari senjata perang dunia pertama  dan kedua sampai dengan persenjataan modern .


Dalam komunitas ini tidak hanya mengenal kostumnya saja tetapi sejarahnya pun tahu. Tidak mengherankan Jasen membaca berbagai buku sejarah untuk referensi tentang kostumnya . Jadi seorang yang memakai kostum kemiliteran , dia tahu tentang sejarah kemiliteran berkaitan dengan kostumnya . Misalnya dia mengenakan kostum Peta ( Pembela Tanah Air ) maka dia tahu tentang sejarah Peta , jadi tidak hanya pakai kostumnya saja tetapi sejarah tentang Peta dia tahu . Di Indonesia komunitas ini bernama Komunitas Reenactor Indonesia . Reenactor berasal dari kosa kata bahasa Inggris dari kata reenact mempunyai arti menghidupkan kembali . Sehingga reenactor bisa diartikan sebagai seseorang yang menghidupkan kembali momen-momen sejarah tertentu . Cara yang dilakukan untuk menghidupkan kembali momen bersejarah dengan cara membuat suatu reka adegan peristiwa bersejarah lengkap dengan mengenakan pakaian-pakaian yang ada pada masanya . Komunitas ini didirikan atas dasar kesamaan hobi yakni mencintai sejarah , mengoleksi pakaian momen sejarah tertentu serta melakoni reka ulang momen sejarah tertentu . Anggota komunitas tak hanya mempelajari sejarah melalui internet atau buku begitu saja , mereka juga menghidupkan kembali suatu peristiwa sejarah. Salah satu kegiatan yang telah dilakukan adalah melakukan sesi foto reka ulang perjuangan pergerakan pemuda Indonesia dengan tema Boedi Oetomo dan siswa  STOVIA di museum Kebangkitan Nasional . Mereka juga pernah memerankan momen perang dunia ll lengkap dengan menggunakan atribut tentaranya .

Bergabung dengan komunitas
Tentu ada perbedaan antara komunitas Reenactor dan Cosplay . Reenactor tidak hanya tampang baju saja untuk di foto seperti Cosplay tetapi lebih dari itu mencari baju dengan aksesoris yang benar-benar seperti asli sehingga seorang Reenactor harus mencari bahan-bahan untuk kostumnya seperti aslinya. Tentu hal ini mahal untuk membeli kostum dengan berbagai aksesoris pendampingnya dibandingkan dengan Cosplay yang hanya nampang di foto saja . Keberadaan Komunitas Reenactor ini tentu menarik bagi kita semua karena masih memberikan makna terhadap sejarah peradaban manusia . Jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah itu kata-kata bung Karno proklamator negara kita . Dengan mengulang kembali peristiwa-peristiwa sejarah kita mendapat pembelajaran untuk melangkah lebih baik dan itu yang kita pelajari dari sejarah …(ABC)


Organisasi Bayangan versi Nadiem

                   Nadiem dengan belajar merdeka "Pendikan adalah paspor untuk masa depan karena hari esok adalah milik mereka yang mem...