Cari Blog Ini

Selasa, 02 Agustus 2022

Belajar dari kesalahan kasus buku PPKn ...

"Hidup dengan melakukan kesalahan akan tampak lebih terhormat daripada selalu benar karena tidak melakukan apa-apa." - George Bernard Shaw

Kesalahan yang viral
Berita viral di Medsos beberapa waktu yang lalu tentang kesalahan ajaran agama Kristen Protestan dan Katolik di buku PPKn SMP kelas 7 . Tertulis di buku itu tentang ajaran Tritunggal yaitu Allah , Bunda Maria dan Yesus Kristus , tentu ajaran ini tidak benar dan tidak sesuai iman Kristen dan Katolik . Akhirnya buku itu oleh Kemdikbud Ristek ditarik dan direvisi. Kesalahan ini tentu sangat urgen dan vital karena menyangkut ajaran iman agama tertentu .

Perlu kecermatan dalam penulisan

Buku tersebut beredar tahun 2021 dan baru ketahuan tahun 2022 , sudah satu tahun buku menjadi referensi bagi siswa SMP kelas 7 . Anehnya kesalahan itu ditemukan oleh seorang pastur kemudian beredar di Medsos. Menjadi pertanyaan guru PPKn kemana ? Diam saja tak berkutik . Sebagai seorang guru pasti setiap hari membuat RPP dan mencari referensi untuk materi pembelajaran di depan kelas. Mungkin di sekolah negeri , guru PPKn seorang muslim jadi ketika membaca materi tersebut tidak tahu dan tidak paham ajaran tentang agama Kristen dan Katolik. Hal ini tentu bisa dimaklumi , namun di sekolah Kristen dan Katolik tentu gurunya beragama Kristen dan Katolik pasti akan membaca tentang materi tersebut . Tetapi bisa juga sekolah itu tidak menggunakan buku dari Kemdikbud Ristek melainkan buku referensi lainnya yang banyak dijual di toko buku. Dengan demikian guru pun tidak tahu tentang kesalahan tersebut .

Saling menghargai dan menghormati
Terlepas dari semua itu kita belajar dari kesalahan ini . Pertama kita harus mencermati penulisan buku , sebelum buku itu dicetak atau diedarkan perlu adanya cek and ricek , disini peran editor sangat penting karena akan meneliti dari berbagai segi sehingga buku itu layak untuk dibaca oleh pembaca. Kedua penulis buku itu sendiri harus memahami apa yang ditulis dan untuk siapa buku itu ditulis sehingga informasi sesuai dengan fakta dan data . Bukan menulis sesuai dengan persepsi dan halusinasi penulis . Seandainya kalau ada pemahaman yang tidak tahu oleh si penulis perlu  referensi dari orang yang berkompeten untuk dijadikan acuan terhadap permasalahan tersebut . Dengan demikian kesalahan bisa diperbaiki . Ketiga materi penulisan , kalau kita perhatikan konteks materi pembelajaran sedang membicarakan tentang toleransi dan kerjasama antar umat beragama . Memang kita perlu tahu dan memahami ajaran agama lain tetapi tidak terlalu dalam sehingga tidak tersesat dalam penafsiran  , lebih tepat kalau kita ambil nilai universal yang dapat diterima oleh umat agama lain.   Keempat sebagai seorang guru PPkn bisa bekerja sama dengan guru agama atau guru beragama lain di sekolah . Ketika berkaitan dengan materi ajaran agama lain  kita bisa minta bantuan guru agama atau guru beragama lain untuk menjelaskan tentang ajaran agama selama satu jam di kelas. Hal ini tentu bisa dilakukan di sekolah negeri yang siswa dan guru beragam latar belakangnya.   Di sini perlu adanya team teaching untuk membahas materi tertentu. Kelima , di setiap kota / kabupaten ada MGMP sebagai wadah guru mata pelajaran membahas berbagai hal mulai dari silabus materi , kurikulum dan berbagai program untuk meningkatkan profesi dan kompetensi guru . MGMP sebagai tempat komunikasi dan informasi sehingga ada satu kesatuan persepsi untuk memperjelas dan memperkaya wawasan sebagai seorang guru. Dengan demikian dialog antar guru di MGMP menjadi aspirasi ke tingkat jenjang lebih tinggi . Itulah beberapa hal yang bisa dilakukan dan menjadi harapan kesalahan penulisan yang fatal tidak terjadi lagi di waktu yang mendatang .Semoga.(ABC)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Organisasi Bayangan versi Nadiem

                   Nadiem dengan belajar merdeka "Pendikan adalah paspor untuk masa depan karena hari esok adalah milik mereka yang mem...