Kurikulum ada di guru |
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang bertujuan untuk mengasah minat dan bakat anak sejak dini dengan berfokus pada materi esensial, pengembangan karakter, dan kompetensi peserta didik.
Kurikulum Merdeka sudah diuji coba di 2.500 sekolah penggerak. Tidak hanya di sekolah penggerak, kurikulum ini juga diluncurkan di sekolah lainnya. Menurut data Kemdikbud Ristek, sampai saat ini, telah ada sebanyak 143.265 sekolah yang sudah menggunakan Kurikulum Merdeka. Jumlah ini akan terus meningkat seiring mulai diberlakukannya Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran 2022/2023 di jenjang TK, SD, SMP, hingga SMA.
Sudah siapkah sekolah |
Kurikulum Merdeka memberikan pilihan kepada sekolah untuk menggunakan kurikulum apa sesuai kemampuan dan kesiapan sekolah . Ada tiga pilihan bagi sekolah untuk menerapkan kurikulum yaitu kurikulum 2013 , kurikulum darurat dan kurikulum merdeka . Dengan demikian otoritas ada di tangan sekolah untuk menerapkan kurikulum sesuai kesiapan sekolah masing - masing .
Isi kurikulum diserahkan kepada sekolah untuk meracik kurikulum sesuai dengan visi,misi dan budaya sekolah . Keunggulan dan kelebihan sekolah akan mempengaruhi isi kurikulum . Tidak bisa membandingkan sekolah yang satu dengan lainnya . Setiap sekolah mempunyai keunggulan dan kelebihan masing-masing yang berdampak terhadap lulusan peserta didik . Adanya keragaman isi kurikulum sesuai potensi , visi dan misi tiap sekolah berdampak positif terhadap kemajuan pendidikan di Indonesia . Fleksibilitas kurikulum merdeka menjadi keunggulan terhadap kurikulum ini , sekolah tidak terbebani oleh kebijakan - kebijakan Kemdikbud yang menghalangi potensi yang ada di setiap sekolah . Otoritas yang diserahkan sepenuhnya kepada sekolah untuk merancang kurikulum sesuai kondisi di setiap sekolah .
Perlu ada perencanaan |
Project Based Learning menjadi penerapan kurikulum merdeka , hal ini memberi pembelajaran terhadap sebuah proyek yang harus diselesaikan oleh siswa . Pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkolaborasi beberapa mata pelajaran untuk mengakhiri sebuah proyek . Pendekatan interdisipliner menjadi pendekatan untuk menyimpulkan dan memberi solusi terhadap sebuah proyek . Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang menjadikan peserta didik sebagai subjek atau pusat pembelajaran, menitikberatkan proses belajar yang memiliki hasil akhir berupa produk. Artinya, peserta didik diberi kebebasan untuk menentukan aktivitas belajarnya sendiri, mengerjakan proyek pembelajaran secara kolaboratif sampai diperoleh hasil berupa suatu produk. Itulah mengapa kesuksesan pembelajaran ini sangat dipengaruhi oleh keaktifan peserta didik. .
Perlu ada daya dukung |
Ketiga keunggulan kurikulum merdeka yaitu pilihan , isi kurikulum dan project based learning seperti dijelaskan di atas perlu dicermati dalam implementasinya di lapangan . Kurikulum Merdeka sangat tepat kalau diimplementasikan di sekolah unggulan artinya sekolah itu mempunyai daya dukung untuk menerapkan kurikulum merdeka tersebut . Daya dukung itu meliputi manajemen sekolah , fasilitas sekolah , SDM guru yang mumpuni dan dana yang cukup besar untuk biaya operasional . Kalau kita melihat kondisi sekolah di Indonesia hanya sekolah-sekolah di kota-kota besar yang mempunyai daya dukung tersebut . Sekolah-sekolah di daerah masih memprihatinkan bahkan banyak sekolah-sekolah swasta di daerah yang gulung tikar karena kekurangan murid . Bahkan ada sekolah negeri di tahun pelajaran ini mempunyai satu murid . Kondisi ini diperparah dengan hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) yang rata-rata secara nasional di angka 50 . Angka ini menunjukkan kompetensi guru masih sangat rendah karena dianggap tidak lulus . Infrastruktur sekolah pun masih buruk , banyak gedung-gedung roboh karena kualitas gedung di bawah standar . Melihat kondisi ini , apakah tepat adanya pergantian kurikulum ?
Guru menjadi ujung tombak |
OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) menjawab keterpurukan hasil PISA ( Programme for International Student Assessment ) untuk mengukur kemampuan anak-anak usia 15 tahun di bidang membaca, matematika dan sains.di Indonesia mengalami kemunduran . Untuk itu OECD memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kemampuan siswa membaca , matematika dan sains yaitu penguatan kapabilitas dan kapasitas guru-guru di Indonesia . Rekomendasi ini seharusnya dilakukan oleh Kemdikbud bukan adanya gonta-ganti kurikulum . Seharusnya Kemdikbud memfokuskan peningkatan kompetensi guru dengan cara pelatihan dan monitoring guru . Namun hal ini kurang diperhatikan oleh pemerintah . Bagaikan mengasah pisau terus-menerus supaya tajam , demikian juga dengan seorang guru harus diberi pelatihan secara konsisten dan kontinyu sehingga kompetensi kinerja guru meningkat .
Siap melayani |
Akhir-akhir ini pemerintah melalui Kemdikbud sudah melakukan pelatihan guru penggerak , hampir 400 ribu menjadi guru penggerak tetapi hal ini belum mencukupi untuk jumlah 3 juta guru di Indonesia . Fakta seperti ini seharusnya menjadi titik perhatian pemerintah sehingga kualitas pendidikan tercapai .
Kurikulum Merdeka tergesa-gesa untuk dilakukan dan itu bukan jawaban sebuah solusi . Kesiapan dan daya dukung sekolah itu menjadi prasyarat untuk penerapan kurikulum merdeka . Terlebih muncul buku paket PPKn untuk SMP kelas 7 yang menghebohkan karena terjadi kesalahan penulisan . Buku yang disiapkan untuk kurikulum merdeka tetapi terkesan apa adanya. Ada baiknya kita kaji ulang untuk memperbaiki kualitas pendidikan yang lebih baik .(abc)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar