Cari Blog Ini

Minggu, 02 Agustus 2020

Sekolah jangan dipaksakan…

Publikasikan Perjuangan dari Masing-masing Rusun atau Apartemen ...
foto.Kappri .Word Press.com 


“Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi”

 ( 2 Korintus 10:3 )


Billy adalah murid yang mendapatkan bea siswa untuk mengikuti pendidikan di sekolah kami. Anaknya memang dari latar belakang broken home sehingga dia diasuh dalam sebuah panti asuhan . Pendidikannyapun dari persamaan Kejar  paket B  artinya bukan dari sekolah formal . Kelompok Belajar atau Kejar adalah jalur pendidikan nonformal yang difasilitasi oleh Pemerintah untuk siswa yang belajarnya tidak melalui jalur sekolah, atau bagi siswa yang belajar di sekolah berbasis kurikulum non pemerintah seperti Cambridge, dan IB (International Baccalaureate). Di Indonesia ada tiga Kejar Paket yaitu Paket A dapat mengikuti Ujian Kesetaraan SD, peserta Kejar Paket B dapat mengikuti Ujian Kesetaraan tingkat SLTP dan peserta Kejar Paket C dapat mengikuti Ujian Kesetaraan SMU/SMK/MA. Bagi Billy ada kesulitan untuk adaptasi proses pembelajaran dari pendidikan non-formal ke pendidikan formal . Tidak mengherankan rapot semester merah semua hanya olah raga yang nilainya baik . Memang dia jago main sepak bola , dia pemain utama regu futsal di sekolah kami .  Bagi saya  sebagai wali kelas merupakan ujian berat karena harus memberikan motivasi yang baik bagi Billy .Orang tua wali murid sudah saya panggil untuk memberi motivasi bagi Billy , tetapi hasilnya belum memuaskan karena memang Billy tidak mampu untuk belajar di sekolah formal. Guru BP pun sudah berusaha untuk memberikan pembinaan terhadap anak ini tetapi hasilnyapun nihil . Sampai akhirnya Billy tidak naik kelas dan semua itu karena memang anaknya tidak mampu untuk belajar di tingkat SMA.

Pengalaman Billy ini menjadi pelajaran bagi saya sebagai guru , jangan memaksakan seseorang untuk mengikuti kemauan kita yang tidak sesuai dengan kemampuan dirinya . Perlu dicermati apakah latar belakangnya sesuai dengan minat , bakat dan potensi dalam dirinya . Hal ini menjadi perhatian bagi kita  bahwa jangan memaksakan seseorang untuk sekolah yang tidak sesuai dengan potensi yang dimilikinya . Masih banyak pilihan bagi seseorang untuk menjadi apa di kemudian hari ?  Menurut Rocky Gerung , sekolah hanya untuk mendapat ijazah bukan untuk mengubah pikiran seseorang . Kesuksesan seseorang tidak ditentukan oleh sekolah . Banyak orang sukses tidak ditentukan oleh ijazah sekolah . mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti tidak lulus SMA ,Alam Wiyono (Direktur Markrting PT Toyota-Astra Motor),Sukyatno Nugroho (Es Teller 77,Mie Tek-tek ), Stevanus Abrian Natan ( Direktur Eksekutif PT Centranusa  Insancemerlang , trendsetter dan market leader industry MLM di Indonesia ) , Bob  Sadino (KemChick), Willy Sidharta (Presiden Direktur PT Aqua Golden Mississippi) dan lain-lain . Mereka semua tidak mendapat ijazah dari sekolah tetapi mereka bisa hidup sukses .Faktor apa yang menyebabkan mereka sukses , menurut Andrias Harefa dalam bukunya Sekolah Saja Tidak Pernah Cukup mengatakan ada tujuh faktor yaitu pertama ide , keyakianan dan visi kuat mengenai masa depan masyarakat dunia dan bagaimana menangguk keuntungan dari semua hal itu ; kedua , mereka memiliki sensitivitas terhadap kebutuhan pasar ; ketiga ,mereka sangat kreatif untuk menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar ; keempat ,  mereka mengembangkan keberanian untuk mengambil resiko dalam usia muda (risk-taker); kelima , mereka memiliki kebiasaan bekerja keras , yang bagi mereka justru menyenangkan karena karena pilihan kerja mereka bertalian erat dengan minat dan bakat atau talenta pribadi ; keenam , mereka memiliki toleransi terhadap kegagalan dan tidak menganggapnya sebagi hal yang haram atau najis tetapi justru perlu untuk dapat sungguh-sungguh berhasil ; ketujuh , mereka pantang menyerah dan mendemonstrasikan ketekunan bekerja yang luar biasa . Ketujuh faktor ini tidak diajarkan secara formal di sekolah tetapi justru lebih diajarkan dalam kegiatan ektra-kurikuler  SMA . Anehnya ada beberapa guru yang alergi terhadap kegiatan ekstra-kurikuler , mereka lebih berkutat terhadap pendidikan akademik yang hanya dinikmati oleh segelintir orang saja . Disinilah perlu ada paradigma baru terhadap pendidikan bahwa sekolah bukan hanya untuk mendidik secara akademik saja tetapi lebih dari itu menyiapkan dan mendewasakan seseorang sesuai dengan potensi , talenta dan karakter  dalam diri anak . Ini tugas guru , berat tetapi bisa dilakukan …(abc)

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Organisasi Bayangan versi Nadiem

                   Nadiem dengan belajar merdeka "Pendikan adalah paspor untuk masa depan karena hari esok adalah milik mereka yang mem...