“ Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa “ ( Markus 2 : 17 )
Dr. Indra Wijaya, Sp.PD – KEMD, M.Kes, FINASIM melayani di tiga rumah sakit yaitu RS.PIK Jakarta , RS.EKA BSD dan RS.Premier Bintaro . Bukan hanya mejadi dokter dengan setia melayani pasien tetapi memberi edukasi sebagai dosen di Universitas Indonesia dan Universitas Cendrawasih di Papua. Hari-harinya sibuk dengan berbagai kegiatan mulai menjadi keynote dalam berbagai seminar mengenai ilmu kedokteran, talk show di TV swasta dan radio . Tentu semua melelahkan baginya tetapi ini sebuah passion atau panggilan . Tidak ada kata lelah baginya karena ini semua bentuk pelayanan bagi Tuhan dan sesama . Kilas - balik ketika masih di SMA tentu berbeda dengan Indra sekarang . Dua puluh tahun yang lalu saya menjadi guru dan memperhatikan Indra sangat berbeda . Indra dulu orangnya pendiam dan kutu buku . Beda dengan istrinya Frida yang aktif menjadi singer atau mc saat kebaktian atau aktif di OSIS . Pertemuan di SMA menjadi awal dua sejoli mengikrarkan menjadi suami-istri yang telah membuahkan tiga buah hati mereka . Profesi yang sama menjadi seorang dokter , Frida istrinya selalu setia mendampingi suaminya .
Pertemuan live streming pada saat acara Wawasan Kebangsaan dalam rangka merayakan hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 75 yang diselenggarakan oleh SMA K IPEKA Tomang sebagai nara sumber Indra jauh berbeda sekarang , berbicara secara lugas dan sistematis secara profesional terlihat jelas sebagai seorang dokter yang mumpuni dalam bidangnya . Tidak berkelebihan kalau Dr. Indra Wijaya sebagai dokter Internist-Endocrinologist terlibat dalam Pita Tosca Indonesia . Pita Tosca adalah Komunitas Pejuang Tiroid Indonesia dengan tujuan mengedukasi deteksi dini dan pendampingan pasien gangguan tiroid. Tidak hanya itu saja Dr.Indra Wijaya juga sebagai Konsultan Endokrin Metabolik Diabetes .
Penyakit diabetes dengan kadar gula yang tidak terkontrol secara terus-menerus dapat memiliki risiko terhadap komplikasi, yaitu penyakit jantung, kerusakan pada saraf, ginjal, mata dan kaki, infeksi pada kulit, gangguan pendengaran, Alzheimer serta depresi.Di Indonesia penyadang penyakit diabetes setiap tahun meningkat ,data IDF tahun 2017, Indonesia menempati peringkat ke enam di dunia untuk prevalensi penderita diabetes tertinggi setelah Cina, India, Amerika Serikat, Brazil, dan Meksiko. Di dunia, estimasi jumlah orang dengan diabetes adalah sebanyak 10 juta jiwa.Prevalensi orang dengan diabetes di Indonesia cenderung meningkat, di mana pada tahun 2007 sebesar 5,7% dan tahun 2013 sebesar 6,9%. Pada tahun 2045, jumlahnya diperkirakan menjadi 16,7 juta penderita diabetes dengan usia 20-79 tahun. Kondisi seperti ini membuat Dr.Indra Wijaya mempunyai keprihatian dan misi untuk memerangi penyakit diabetes di Indonesia . Untuk mengembangkan keilmuannya sekarang belajar S-3 di empat perguraan tinggi di dalam negeri dan luar negeri . Luar biasa untuk menjawab tantangan ke masa depan , tentu diperlukan persiapan dan hal ini sedang dikerjakan oleh Dr.Indra Wijaya . Semoga berhasil dan sukses selalu…(abc)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar