Cari Blog Ini

Selasa, 29 September 2020

RESESI ancaman di balik Covid 19

 

(foto : fajar.co.id )

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga  ,  tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah  dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. ( Filipi 4 : 6 )


Pademi Covid 19 yang berlarut-larut mengakibatkan perekonomiannya ke titik nadir dan terjadilah resesi . Dunia mengalami resesi akibat pademi Covid 19 . Berdasar Kompas.com tertanggal 7/8/2020 ada 9 negara yang mengalami krisis yaitu :  Amerika Serikat tahun 2020, pertumbuhan ekonomi AS dilaporkan minus 32,9 persen, Jerman mengalami resesi setelah melaporkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II tahun 2020 minus 10,1 persen. .Pertumbuhan ekonomi Perancis pada kuartal II tahun 2020 tercatat minus 13,8 persen. Italia juga mengalami resesi. Pada kuartal II tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Italia minus 17,3 persen..Korea Selatan menjadi salah satu negara di Asia yang mengalami resesi setelah dua kuartal berturut pertumbuhan ekonominya minus. Pada kuartal I tahun 2020, Korea Selatan melaporkan pertumbuhan ekonomi minus 1,3 persen. Kemudian pada kuartal II tahun 2020 mengalami minus 3,3 persen.Resesi juga hinggap di Jepang. Negeri Sakura itu melaporkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I tahun 2020 minus 3,4 persen. Pada kuartal I tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Hong Kong minus 9,1 persen, sedangkan kuartal II tahun 2020 minus 9 persen. Negara di Asia Tenggara yang pertama mengalami resesi adalah Singapura. Pada kuartal I tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Singapura tercatat minus 0,7 persen. Kontraksi tersebut berlanjut pada kuartal II tahun 2020, pertumbuhan ekonomi di Singapura minus 12,6 persen. Otoritas Statistik Filipina menyatakan produk domestik bruto (PBD) pada kuartal II tahun 2020 minus 16,5 persen.  Sebelumnya, Filipina pada kuartal I tahun 2020 juga mengumumkan pertumbuhan ekonomi minus 0,7 persen.

Ke-sembilan negara ini mewakili negara-negara di dunia yang mengalami resesi ekonomi karena dampak pademi Covid 19 . 

Bagaimana kondisi di Indonesia ? Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan ekonomi nasional resmi resesi pada kuartal III-2020. Hal itu menyusul revisi proyeksi yang dilakukan Kementerian Keuangan.Sri Mulyani mengatakan, pihak Kementerian Keuangan melakukan update proyeksi perekonomian Indonesia untuk tahun 2020 secara keseluruhan menjadi minus 1,7% sampai minus 0,6%.

"Forecast terbaru kita pada September untuk 2020 adalah minus 1,7% sampai minus 0,6%. Ini artinya, negatif territory kemungkinan terjadi pada kuartal 3," kata Sri Mulyani dalam video conference APBN KiTa, Selasa (22/9) lalu. Realisasi pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II-2020 minus 5,32%. Resesi akan terjadi jika pertumbuhan ekonomi nasional kembali negatif di kuartal berikutnya. Resesi adalah kondisi di mana pertumbuhan ekonomi minus dua kuartal berturut-turut. "Dan mungkin juga masih berlangsung untuk kuartal 4 yang kita upayakan bisa mendekati 0 atau positif," jelasnya.( detikfinance 26/9/2020 ). Dengan pernyataan Menteri Keuangan ini menjelakan bahwa negara Indonesia sedang mengalami resesi ekonomi walaupun tidak sebesar negara-negara yang disebutkan diatas . 

Dampak bagi bangsa Indonesia terhadap resesi ekonomi . Menurut pengamat ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengatakan, resesi akan berpengaruh pada pasokan atau suplai barang yang turun secara drastis. Namun, tingkat permintaan tetap. Kondisi ini mengakibatkan harga-harga naik dan dapat memicu inflasi.  Menurut Fahmy, inflasi yang tidak terkendali akan membuat daya beli masyarakat, khususnya yang berpenghasilan tetap, akan menurun. "Ujung-ujungnya, pertumbuhan ekonomi akan semakin terpuruk," ujar Fahmy. Merosotnya produksi yang menyebabkan penurunan pasokan atau suplai dapat mengakibatkan meningkatnya angka pengangguran dan kemiskinan. Meningkatnya pengangguran Keterangan senada juga disampaikan oleh ekonom senior Didik J Rachbini.  Didik mengatakan, dalam situasi resesi, perusahaan-perusahaan terdampak dan banyak tenaga kerja menjadi pengangguran.( Kompas.com 23/9/2020)

Dari pernyataan dua akademisi ini memperlihatkan bahwa resesi ekonomi berpengaruh terhadap kenaikan harga ,inflansi dan pengangguran. Apabila Indonesia mengalami resesi, berapa lama waktu untuk bangkit tergantung pada berbagai variabel, termasuk pandemi Covid-19 dan program-program pemerintah untuk keluar dari jerat resesi. Lamanya waktu wabah berbanding lurus dengan periode resesi. Dengan begitu, semakin lama pandemi terjadi, semakin lama pula resesi ekonomi. Namun, apabila program pemerintah dalam mengatasi pandemi dan resesi ekonomi berhasil diterapkan, diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia. Tentu harapan kita pademi covid 19 cepat berlalu karena begitu Covid 19 menghilang  maka kegiatan ekonomi akan berjalan ke - arah normal sehingga harga dan inflansi akan turun dan produksi barang dan jasa akan mengalami kenaikan dan pengangguran dengan sendirinya akan turun juga . Mengatasi pademi Covid 19 sanggat tergantung dari kedisiplinan masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan secara ketat . Walaupun kita sudah menggunakan PSBB tetapi hal ini tidak efektif sehingga korban terkena Covid 19 semakin tinggi jumlahnya .Update Corona 23 September 2020: Positif 257.388 Orang, 187.958 Sembuh & 9.977 Meninggal (https://www.covid19.go.id dan laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui laman https://www.kemkes.go.id/.) .Data ini menunjukkan jumlah terkena Covid 19 semakin tinggi dan belum mencapai puncaknya . Harapan kita sebagai warga negara , pengangguran meningkat tidak menimbulkan angka kriminalitas tinggi pula . Untuk itu diperlukan partisipasi masyarakat dalam menjaga keamanan di lingkungan . Demikian juga pemerintah mengeluarkan program BLT (Bantuan Langsung Tunai ) berupa pembagian uang kepada penduduk yang berpenghasilan kurang dari 5 juta . Tujuan bantuan ini untuk mendorong konsumsi masyarakat di masa pademi Covid 19 ini. Kerjasama antara pemerintah dan rakyat dapat dijalankan dengan hal yang sepele bagi kita yaitu sering cuci tangan dengan sabun , memakai masker dan jaga jarak dengan orang lain . Apabila protokol kesehatan ini dijalankan dengan baik maka akan sangat membantu pemerintah untuk mengatasi pademi covid 19 .

 Pada masa resesi ini yang dapat dilakukan oleh masyarakat yaitu masyarakat harus berjaga-jaga dan mengelola keuangan secara bijak dalam menghadapi risiko resesi. "Tidak boros, memanfaatkan penghasilan secara bijak, usahakan terus menabung untuk bisa digunakan ketika diperlukan," kata Piter. Saran serupa juga diungkapkan oleh Didik.  Di tengah kondisi yang serba terbatas ini, menurut dia, uang dinilai sebagai "raja", di saat-saat krisis betul-betul dipergunakan dengan bijak.(Kompas.com 23/9/2020).

Kondisi pademi Covid 19 tidak tahu kapan akan berakhir . Namun berdasarkan prediksi Bill Gates pendiri Microsoft pademi Covid 19 akan berakhir dua tahun ke depan tepatnya pada tahun 2022 ."Jika kita beruntung memiliki vaksin yang bagus dan dibuat dalam jumlah yang banyak, maka saya yakin orang yang terdampak virus akan segera pulih dengan cepat," ujar Gates.( Kompas , 23/9/2020 ). Tentu kalau vaksin ini sudah teruji dan dapat digunakan untuk menekan pademi Covid 19 maka tahun 2022 pademi Covid 19 akan berakhir tetapi kalau belum teruji vaksinnya maka bisa bertambah lama pademi Covid 19 dan semakin banyak korban. Hal ini akan berdampak terhadap perekonomian suatu negara dan krisis ekonomi menjadi ancaman bagi negara . Paling cepat perekonomian akan pulih kembali tahun 2023 , selama tiga tahun rakyat mengalami resesi dan pemerintah bekerja keras untuk menyelesaikan permasalahan ini. Bahu-membahu antara pemerintah dengan rakyat perlu dilakukan . Kritik terhadap pemerintah tidak menjadi soal tetapi berilah solusi dengan cerdas itu yang diharapkan . Jangan cari kesempatan dalam kesempitan dengan berbagai cara sehingga keresahan masyarakat yang terjadi.  Perlu adanya rasa damai sehingga resesi akibat ancaman Covid 19 dapat diselesaikan dengan baik . Dalam keadaan dan kondisi apapun kita jangan kuatir dan tetap bersyukur dalam segala hal ... (abc)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Organisasi Bayangan versi Nadiem

                   Nadiem dengan belajar merdeka "Pendikan adalah paspor untuk masa depan karena hari esok adalah milik mereka yang mem...