Foto : https://kupasmatematika.blogspot.com |
"Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang bisa kamu gunakan untuk mengubah dunia." Nelson Mandela
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menyatakan pelaksanaan Asesmen Nasional (AN) bakal diundur ke bulan September-Oktober 2021. Sebelumnya, Asesmen Nasional 2021 akan mulai dilaksanakan pada Maret 2021(kompas.com 20/1/2021). Hal ini disebabkan oleh salah satunya jumlah kasus Covid-19 yang terus meningkat. Alasan lain pihaknya menunda adalah untuk memastikan kesiapan sekolah penyelenggara Asesmen Nasional memiliki sarana dan prasarana protokol kesehatan yang memadai. Begitu juga untuk urusan logistik pelaksanaan Asesmen Nasional. Pernyataan ini kemudian diapresiasi oleh Sekretaris Jenderal FSGI Heru Purnomo, keputusan tersebut menandakan Mendikbud mendengar aspirasi insan pendidikan. “Kami apresiasi atas penundaan asesmen nasional ini. Salah satu alasan utama penundaan adalah meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di Indonesia dan terjadinya bencana alam di sejumlah daerah pada masa pandemi," ujar Heru yang juga kepala SMPN 52 Jakarta, Sabtu ( JPNN.com 23/1/2020).
Kedua pernyataan ini tentu memberikan angin segar bagi sekolah untuk mempersiapkan siswa menghadapi Asesmen Nasional (AN). Sering terjadi persepsi keliru di sekolah karena Asesmen Nasional (AN) seolah-olah seperti barometer mengukur kemampuan siswa untuk dijadikan tingkat kualitas sebuah sekolah . Tidak mengherankan banyak sekolah mempersiapkan tim sukses untuk mempersiapkan siswa agar sukses mengerjakan soal-soal Asesmen Nasional . Hal ini persis seperti UN , semester akhir kelas XII SMA siswa dipaksa untuk latihan-latihan soal persis seperti dilakukan oleh Bimbingan Belajar . Bahkan ada yang kerjasama dengan Bimbingan Belajar untuk melatih siswa agar bisa menyelesaikan soal-soal UN . Tentu nanti bisa terjadi ada Bimbingan Belajar khusus untuk Asesmen Nasional (AN). Padahal mas Mentri sudah mengingatkan tidak perlu adanya bimbingan belajar dan guru bisa lebih tenang. Sebab, penyelenggaraan AN tak memerlukan banyak persiapan. Guru dan sekolah hanya perlu menyiapkan logistik AN dan hal-hal yang berkaitan dengan itu.( kompas.com 22/1/2021 ).
Apa sebenarnya Asesmen Nasional itu ? Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua murid untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM, yaitu literasi membaca dan literasi matematika (numerasi). Baik pada literasi membaca maupun numerasi, kompetensi yang dinilai mencakup
keterampilan berpikir logis-sistematis, keterampilan bernalar menggunakan konsep dan pengetahuan yang telah dipelajari, serta keterampilan memilah serta mengolah informasi. AKM menyajikan masalah-masalah dengan beragam konteks yang diharapkan mampu diselesaikan oleh murid menggunakan kompetensi literasi membaca dan numerasi yang dimilikinya. AKM dimaksudkan untuk mengukur kompetensi secara mendalam, tidak sekedar penguasaan konten. Tujuan Asesmen Nasional yaitu untuk mendapatkan informasi mengetahui capaian murid terhadap kompetensi yang diharapkan. Asesmen Kompetensi Minimum dirancang untuk menghasilkan informasi yang memicu perbaikan kualitas belajar-mengajar, yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar murid.( AKM dan Implikasinya pada pembelajaran ,PUSAT ASESMEN DAN PEMBELAJARAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN , 2021 ). Dengan demikian Asesmen Nasional hasil dari AN bukan digunakan untuk menghakimi sekolah, guru, maupun murid, tetapi untuk melihat sekolah-sekolah mana yang membutuhkan bantuan lebih dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah, serta sekolah-sekolah mana saja yang bisa membantu pemerintah. "Jadi untuk para guru dan orangtua bisa tenang. Ini hanya baseline dan kita untuk pertama kalinya akan bisa memetakan kualitas mutu asesmen kompetensi minimum dan survei karakter, dan survei lingkungan belajar secara nasional ini seperti apa," kata Nadiem.( kompas.com 22/1/2021). Ibarat kita mau di test kesehatan ya...ditest saja tidak usah makan dikurangi , makan vitamin atau fitnes agar hasilnya baik kesehatan kita . Setelah kita ditest akan diketahui kondisi kesehatan kita . Dengan hasil test kesehatan tersebut kita bisa melakukan apa yang harus kita lakukan . Misalnya gula darah tinggi maka kita perlu membatasi makanan yang mengandung gula , tekanan darah tinggi perlu kita mengurangi rasa stres dengan berolah raga dan berekreasi atau kholestrol tinggi perlu dicegah tidak makan daging yang berlemak tetapi makan sayuran dan buah-buahan diperbanyak sehinggga tubuh kita sehat . Demikian juga dengan Asesmen Nasional (AN) ini , setelah siswa mengikuti test AN maka akan dilaporkan hasilnya kepada sekolah . Menurut buku saku dengan judul AKM dan Implikasinya pada pembelajaran yang diterbitkan oleh Kemendikbud 2021 dijelaskan ada empat tingkat kompetensi literasi dan numerasi yaitu Perlu Intervensi Khusus , Dasar , Cakap dan Mahir . Berdasarkan hasil test siswa ini maka ada pemetaan terhadap siswa masuk ke dalam katagori apa siswa tersebut . Dengan demikian guru di sekolah dapat memanfaatkan hasil pelaporan tingkat kompetensi untuk menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Hasil AKM dapat memberi gambaran kepada guru mengenai takaran yang tepat untuk setiap “teaching at the right level”. Dengan strategi yang sesuai dengan kondisi murid, tugas atau pembelajaran yang diberikan juga sesuai dengan kondisi murid. Rasa bosan karena tantangan atau tugas yang terlalu sederhana atau rasa putus asa karena tugas yang terlalu sulit, di luar jangkauan murid dapat dihindari.
Asesmen Nasional (AN) ini merupakan kebijakan baru sehingga persepsi berbagai pihak tentu masih ada . Sosialisasi terutama kepada guru menjadi hal yang penting sehingga kita mempunyai persepsi yang sama untuk meningkatkan kualitas belajar siswa Indonesia semakin meningkat dan menciptakan Indonesia yang semakin maju.(abc)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar