Foto : Pintro |
Betapa mahalnya ongkos pendidikan sekolah bagi sebuah negara miskin; tapi juga betapa omong kosongnya sistem sekolah itu untuk menghilangkan jurang kemiskinan tersebut.
( Goenawan Mohamad )
Sebanyak 56% sekolah swasta di Indonesia mengalami kesulitan keuangan karena wabah virus corona (Covid-19). Sekolah meminta pemerintah membantu biaya operasional.( Koran Sindo,30 April 2020 ).Hal ini disebabkan oleh biaya operasional , gaji guru dan tenaga administrasi tidak sebanding dengan pemasukan yang sebagian besar dari kemampuan orang tua membayar SPP semakin menurun akibat dampak pademi Covid-19 .
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Kemendikbud , Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Hamid Muhammad menyebutkan 60% siswa yang di sekolah negeri dan swasta meminta agar SPP dibayar 50%. "Survei yang kami lakukan, sekitar 56% sekolah swasta yang ada minta agar pemerintah membantu pada masa krisis ini," ujar Hamid seperti dinyatakan Koran Sindo,30 April 2020.
Wabah corona membuat sejumlah orang tua siswa mengalami masalah keuangan yang berkorelasi dengan kemampuan membayar SPP. Padahal, operasional sekolah swasta sebagian besar masih mengandalkan sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) yang berasal dari siswa. Untuk SD dan SMP negeri tidak masalah karena mereka tidak membayar SPP, namun untuk SMA dan SMK negeri maupun sekolah swasta memiliki kewajiban untuk membayar SPP. Di sekolah negeri yaitu SMA dan SMK negeri yang menentukan jumlah pembayaran SPP itu dinas pendidikan. Hal ini bisa dikonsultasikan pihak sekolah berkonsultasi dengan dinas pendidikan jika ada kemungkinan opsi penurunan SPP. Namun bagi sekolah swasta belum ada skema khusus untuk membantu mereka.dan biasanya ditentukan oleh pihak yayasan sekolah swasta tersebut .
Sekolah swasta di bawah pengelolaan yayasan menengah ke bawah mengalami dampak yang cukup berat karena harus menanggung dampak pademi Covid-19 . Untuk itu pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Afirmasi dan Kinerja. Dana BOS dan Kinerja kini bisa digunakan oleh sekolah swasta. "Dana BOS Afirmasi sekitar Rp2 triliun. Kebijakan sebelum pandemi, dana tersebut diberikan khusus kepada sekolah negeri di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T). Sementara dana BOS Kinerja sebesar Rp1,2 triliun dan sebelum pandemi diberikan untuk sekolah negeri yang berkinerja baik," ujar Nadiem seperti dikutip dari Antara.
Sebelumnya, Dana BOS Afirmasi dan Kinerja hanya digunakan oleh sekolah negeri. Dana BOS Afirmasi dan BOS Kinerja difokuskan untuk sekolah yang paling membutuhkan dan terdampak pandemi COVID-19. Dana Bos Afirmasi dan Kinerja diberikan untuk sekolah negeri dan swasta (SD, SMP, SMA, SMK, SLB) yang paling membutuhkan. Dana bantuan sebesar Rp 60 juta per sekolah per tahun, dan dana disalurkan langsung dari Kementerian Keuangan ke rekening sekolah. BOS Afirmasi dan BOS kinerja dapat digunakan untuk kegiatan yang sama dengan BOS Reguler selama masa pandemi COVID-19. Dengan demikian diharapkan tidak ada sekolah swasta yang ditutup gara-gara masalah finansial .
Bagi sekolah swasta di bawah pengelolaan yayasan tingkat atas ke menengah juga mengalami keterpurukan walaupun mungkin sudah diantisipasi dengan dana cadangan . Namun mengalami dampak juga karena mengalami penurunan penerimaan siswa baru . Tentu bagi sekolah swasta pada tingkat atas dan menengah tidak mendapat bantuan BOS sehingga yayasan mengusahakan secara mandiri . Dengan penurunan penerimaan siswa baru maka ada efisiensi terhadap anggaran . Dengan demikan anggaran untuk biaya operasional akan dipangkas karena pemasukan keuangan mengalami penurunan . Kebijakanpun diambil dengan pengurangan tenaga guru , efisiensi terhadap fasilitas sekolah dan penyederhanaan program-program sekolah yang semuanya untuk antisipasi terhadap pemasukan keuangan yang semakin turun . Kita berharap pademi Covid 19 bisa diatasi sehingga dampak bagi dunia pendidikan terutama sekolah swasta segera bisa bangkit dari keterpurukan . (abc)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar