"Semua kehidupan adalah pendidikan, dan setiap orang adalah guru dan setiap orang selamanya menjadi murid." (Abraham Maslow)
Lapangan sekolah tempat segala aktivitas |
Depan sekolah ada lapangan berukuran dua kali lapangan basket . Cukup luas untuk aktivitas olahraga bagi siswa. Pagi hari , pak Theo guru olah raga sudah siap untuk mengajar siswa dengan berbagai bidang olahraga . Pemanasan sebelum olahraga selalu dilakukan terlebih dahulu. Ibarat mobil sebelum jalan perlu dipanaskan mesinnya agar ada koordinasi dengan berbagai komponen mesin sehingga mobil bisa berjalan dengan baik . Demikian juga dengan tubuh kita , sebelum pemanasan terlebih dahulu dilakukan pernafasan untuk menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Terasa sejuk badan , oksigen dibutuhkan oleh darah dan aliran darah untuk memacu jantung sebagai pusat kehidupan manusia .Mulai dari leher , tangan , tubuh dan kaki digerakkan untuk meregangkan badan sehingga tangan , kaki dan tulang lainnya tidak terkilir ketika badan akan digerakkan .Lima belas menit cukup untuk pemanasan dilanjutkan dengan penjelasan tentang olahraga lainnya misalnya berlari , main basket atau volley .Semua dilakukan di lapangan setelah berolahraga tubuh terasa lelah dan istirahat di kantin. Sore hari time basket , volly dan futsal berlatih untuk mengembangkan prestasi sekolah di bidang olahraga . Di lapangan sekolah terdapat tubuh yang sehat , terdapat jiwa yang kuat .
Upacara mempertebal nasionalisme |
Tengah hari setelah istirahat kedua terlihat ibu Mira dan Bu Elly berlatih upacara dengan siswa untuk upacara hari Senin. Mulai dari pengibar bendera , pembawa acara ,komandan dan koor untuk menyanyi lagu wajib . Setiap hari Senin minggu ke dua diadakan upacara atau hari-hari nasional digabung dengan siswa SMP . Petugas upacara digilir setiap kelas dan wali kelas sebagai pembina upacara kecuali hari-hari besar nasional koorlok atau kepala sekolah yang menjadi pembina kelas . Lapangan sekolah menjadi tempat untuk mengembangkan sikap nasionalisme dan patriotisme siswa terhadap negara.
Istirahat setelah latihan |
Hari Rabu , anak kelas sepuluh mengikuti Pramuka . Di lapangan diadakan upacara dan pelatihan misalnya pengenalan morse dengan bendera atau pembuatan simpul tali . Para guru sebagai pembina Pramuka bekerja sama untuk melatih para siswa. Lapangan menjadi tempat tempaan bagi siswa untuk mandiri , bertanggungjawab dan bekerjasama.
Berbagai moment dilakukan di lapangan sekolah . Setiap perayaan tujuh belas Agustusan selalu diadakan lomba-lomba yang mengikutsertakan siswa dan guru . Lomba makan kerupuk , tarik tambang dan lari karung . Setiap akhir semester diadakan class meeting , diadakan kejuaraan olahraga misalnya basket , volly dan futsal .
Penutupan IPEKA Games |
Setiap dua tahun sekali diadakan acara akbar yaitu IPEKA games . Menginjak tahun ke-12 , IPEKA Games menjadi arena kompetisi olahraga antar siswa se-Jabodetabek . Di arena ini muncul bibit-bibit untuk dikembangkan menjadi atlet nasional. Bahkan IPEKA Games pernah masuk ke Museum Muri sebagai jumlah dan sekolah terbanyak di Indonesia. Bazar dengan berbagai makanan tersedia untuk memeriahkan IPEKA Games. Sebagai akhir pamuncak di malam hari diadakan penutupan dengan menghadirkan artis ibukota dan pentas seni siswa. Ribuan orang berkerumun di lapangan sekolah menikmati acara penutupan IPEKA Games . Di lapangan sekolah terlihat talenta , kemampuan dan prestasi siswa .
Selfie sebelum selfie dilarang |
Lapangan sekolah juga menjadi tempat untuk selfie dan bersantai di sela-sela kesibukan sebagai guru . Dengan suka dan ceria memperlihatkan wajah gembira dan bersemangat dalam pelayanan.
Tidak terduga , lapangan sekolah menjadi tempat berlatih segala passion , demonstrasi talenta dan mempersiapkan masa depan.(ABC)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar