Berjalan dengan seorang sahabat di kegelapan lebih baik daripada berjalan sendirian dalam terang. -Hellen Keller-
Pak Rudi sosok guru(digugu lan di tiru)
Memandang SMAK IPEKA Tomang tidak terlepas dari sosok seorang guru yang hampir 32 tahun mengabdi dan melayani dalam dunia pendidikan . Y.C Rudayanta lahir di Bantul 60 tahun yang lalu dan tahun 1989 bergabung menjadi guru di SMA K IPEKA Tomang . Saat itu berdiri satu kelas dan masih bergabung dengan SMP K IPEKA Tomang di Green Ville Blok D Jakarta Barat . Tidak berkelebihan kalau kita guru di SMA K IPEKA Tomang memanggil dengan sebutan si Mbah . Karena usia dan pengalaman sebagai guru telah di jalani separuh dari usianya.
Demikian juga dalam perjalanan hidupnya merupakan tokoh yang penting dalam sejarah lahirnya SMAK IPEKA Tomang . Awal berdirinya SMAK IPEKA Tomang tidak terlepas kerja keras dari pak Rudi , ijin operasional dikerjakan oleh pak Rudi untuk menghubungkan sekolah dengan pihak SUDIN Jakarta Barat bahkan Kemdiknas di Senayan . Hubungan dengan luar sekolah menjadi tugas pak Rudi selain sebagai guru . Tidak heran staf Sudin , Kemdiknas maupun pengawas mengenal dekat dengan Pak Rudi . Hubungan dengan pemerintah menjadi penting bagi sekolah swasta karena hal ini berkaitan administrasi sebuah institusi di negara Indonesia . Silaturahmi sering dilakukan oleh pak Rudi dan kepala sekolah dengan pengawas dan pihak terkait . Semua ini dilakukan untuk mempererat hubungan untuk memajukan pendidikan sekolah .
Berdiskusi saat istirahat |
Saya kenal pak Rudi hampir 26 tahun , tahun 1995 perkenalan di SMA K IPEKA Puri . Saat itu pak Rudi sebagai asisten administrasi . Pak Rudi memang menjadi sosok guru sesungguhnya, artinya digugu dan di tiru . Menjadi teladan bagi guru-guru lainnya . Jam setengah enam pagi setiap hari selalu hadir , membuka pintu ruang guru selalu dilakukan . Hampir 32 tahun hal itu dilakukan tanpa henti .Dengan suara lembut berdialek Yogyakarta dan senyum selalu tampil di wajahnya . Lembut , sumringah dan sederhana selalu hadir di tengah kesibukan tugas sebagai guru . Memberi nasehat dan mengayomi kita sebagai guru selalu dilakukan tanpa pamrih . Hampir tidak pernah marah dalam kehidupan . Kata-kata yang lembut selalu terngiang di sela-sela pengajaran di depan kelas. Lulusan FKIP jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Katolik Sanata Dharma Yogyakarta menjadi guru Bahasa Indonesia. Sudah beribu murid diajar oleh pak Rudi .
Dengan kemampuan sebagai guru bahasa Indonesia membimbing murid untuk berbahasa Indonesia dengan baik dan benar . Bukankah bahasa menjadi karakter suatu bangsa ? Dengan bahasa menjadi simbol suatu negara. Bahasa menjadi alat komunikasi kita sebagai manusia sekaligus budaya suatu bangsa . Itulah yang menjadi misi pak Rudi untuk mendidik anak didiknya agar bangga dan menjunjung tinggi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan pergaulan di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk . Hal ini terlihat ketika pak Rudi dengan sabar dan setia membimbing muridnya di saat membuat karya tulis sebagai tugas akhir sebelum meninggalkan SMA. Ribuan karya tulis hasil siswa menumpuk di perpustakaan sebagai bukti totalitas pak Rudi sebagai guru.
Bercengkerama penuh persahabatan |
Tahun 1995 saya dengan pak Rudi berboncengan naik Honda GL pro mendampingi murid latihan gerak jalan mewakili kecamatan Kembangan untuk acara keduri nasional di Monas dalam rangka memperingati 50 tahun hari kemerdekaan . Acara keduri nasional dihadiri oleh presiden Soeharto dan para menteri . Tubuh pak Rudi yang tinggi besar dengan potongan rambut cepak sekilas seperti anggota TNI , tidak heran kalau ketemu di jalan di hormati layaknya seorang komandan kesatuan .Untuk itu pak Rudi sering ditunjuk menjadi seksi keamanan kegiatan sekolah seperti retret , perlombaan , studi lapangan atau live - in .
Tahun 1996 terjadi penyerangan anak sekolah lain di sekolah terjadilah tawuran antar siswa . Pak Rudi saat itu memisahkan dan melindungi anak-anak. Kejadian setelah anak - anak pulang sekolah sehingga para guru sudah tidak ada di sekolah . Kepala pak Rudi terluka terkena batu yang cukup keras ketika melindungi dan memisahkan anak-anak yang tawuran . Dalam kondisi sakit pak Rudi tetap memisahkan tawuran itu sampai berakhirnya peristiwa tersebut. Tanggungjawab dan melindungi anak didik menjadi tugas guru .
Peristiwa 1998 terjadi kerusuhan kamipun guru-guru tetap menjaga dan melindungi anak-anak karena tidak bisa pulang akibat kerusuhan yang terjadi dimana-mana. Kami harus menginap di sekolah sampai peristiwa itu reda dan akhirnya dapat pulang dengan selamat .Sebagai guru yang masih bujangan pak Rudi terlibat dalam penjagaan anak tersebut.
Berlenong - ria |
Tahun 1999 karena kebijakan Yayasan kami berpindah ke Tomang kembali . Dari awal mulai kaki melangkah , pak Rudi dipercaya menjadi asisten administrasi , mulai pak Rudi dan pak Presno sebagai kepala sekolah mengurusi ijin operasional sekolah baru sampai akhirnya mendapatkan akreditasi disamakan. Akhir tahun pelajaran diadakan penilain terhadap guru teladan , hampir tiap tahun pak Rudi mendapatkan penghargaan sebagai guru teladan . Tidak berkelebihan kalau pak Rudi mendapat penghargaan tersebut karena dedikasi dan integritasnya sebagai guru pantas mendapatkan predikat tersebut .
Pak Rudi juga terkenal dengan berbagai ketrampilan yang dimiliki , mulai dari masak , merapikan rapot dan administrasi lainnya . Jaman dulu sebelum ada digital wali kelas menulis rapot dengan tangan , angka-angka di rapot ditulis satu persatu dengan teliti , jangan sampai salah atau keliru . Kalau ada yang salah terpaksa dihapus dengan bersih dan tidak terlihat .Hal ini yang dilakukan oleh pak Rudi , dengan cekatan dan hati-hati sehingga nilai rapot dapat terlihat tanpa cacat .Mencetak soal dengan tinta selalu dilakukan oleh guru dan itu bagian dari tugas pak Rudi . Saat ulangan umum semesteran itu di lakukan .Dengan kaos pak Rudi mulai mencetak soal karena takut baju terkena kotoran tinta . Mungkin hal ini tidak dilakukan masa sekarang karena jaman sekarang sudah melakukan dengan digital .Tahun 90-an hal itu masih dilakukan secara manual .
Bertamasya keliling kota |
Pak Rudi menikah diusia tidak muda , dengan wanita pilihannya yang ternyata tetangganya di Bantul bertemu di Jakarta . Dari perkawinannya lahirlah sepasang anak putri dan putra bernama Calista dan Farrel . Sekarang Calista sudah lulus menjadi sarjana Jurusan Sastra Indonesia dari Universitas Katolik Sanata Dharma Yogyakarta dan Farrel masih sekolah kelas 10 di SMA Jakarta. Namun Tuhan mempunyai rencana lain dalam kehidupan manusia . Manusia boleh berencana tetapi kehendak Tuhan yang terjadi . Istri pak Rudi dipanggil Tuhan . Dalam kesedihan yang mendalam ditinggal orang yang dikasihinya .Pak Rudi tetap kuat dan tabah untuk menjalani kehidupan dengan dua puteranya . Semua adalah rencana Tuhan dan indah pada waktunya . Tetap bersyukur dan bersuka cita dalam segala hal. Tidak ada kesia-sian hidup dalam Tuhan , tangis dan tawa hanya segumpal dalam perjalanan hidup .Tidak ada yang kekal dan semua akan hilang ketika kita usai menjalani hidup dan dipanggil olehNya. Tuhan menyediakan tempat bagi kita untuk menikmati kehidupan yang kekal . Iman inilah yang memberi kekuatan bagi pak Rudi untuk menjalani roda kehidupan .Di masa usia pensiun , pak Rudi kembali ke Bantul untuk beternak ayam kampung .Usia semakin sepuh tentu menginginkan kesunyian dan ketenangan batin . Pasrah dan mendekatkan kepada Tuhan adalah hal yang bijak karena sebagai manusia sering kali lupa akan kebaikan Tuhan .
Sesepuh SMA K IPEKA Tomang |
" Wong urip iku mung mampir ngombe , Ojo dipekso yen ora iso , kabeh kuwi wes ono seng ngatur , dioyak soyo adoh, dipikir soyo bingung ,digelani soyo rekoso , Wes kersane Gusti mawon…" itu kata-kata pak Rudi sebagai petuah ketika saya memasuki masa pensiun . Pepatah Jawa yang mengingatkan agar kita tidak perlu takut menghadapi kehidupan karena semua telah diatur oleh Tuhan , kita hanya melangkah saja seperti orang sedang mampir minum….(abc)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar