Cari Blog Ini

Kamis, 29 April 2021

Selamat datang Mendikbud Ristek ?

Foto : detik.News

 

"Hal utama yang membedakan adalah kualitas manusianya. Jika memang kualitasnya baik dan mendapat pendidikan terbaik, tentunya hasil yang diperoleh akan menjadi lebih maksimal". - Josephine Winda


Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali melantik Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) di Istana Negara , Rabu (28/4/2021). Ini merupakan pos kementerian baru setelah Jokowi memutuskan menggabung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Kementerian Riset dan Teknologi . Ada pula nama Laksana Tri Handoko yang dilantik sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Handoko sebelumnya menjabat Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Handoko menggantikan posisi Bambang Brodjonegoro. Bambang menjabat Kepala BRIN sekaligus Menristek sebelum perubahan nomenklatur kementerian. Diketahui, Presiden Jokowi telah memutuskan meleburkan Kemenristek dengan Kemendikbud. Putusan yang disepakati anggota DPR lewat rapat paripurna pada 9 April lalu itu pun memisahkan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang semula ada di bawah Kemenristek kini menjadi institusi sendiri. Kedua pembantu Presiden ini menjadi hal yang penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan kita untuk memajukan sumber daya manusia untuk memasuki revolusi industri 4.0 . 

Menurut  Ketua Pokja Sains dan Kebijakan ALMI, Gumilang Aryo Sahadewo menyatakan peleburan Kemenristek dan Kemendikbud akan menghadirkan disrupsi dalam penyusunan kebijakan terkait riset.

"Akan ada disrupsi dari sisi penyusunan kebijakan terkait dengan riset pada saat pemerintah meleburkan Ristek ke Kemendikbud," ujar Gumilang.( CNN Indonesia , 15/04/2021)

Pernyataan ini memberi peluang adanya pengkajian  riset dan teknologi sangat penting untuk memastikan produktivitas. Disisi lain BRIN menjadi lembaga pengkajian dan riset Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk menjawab setiap tantangan perubahan dalam inovasi untuk mencapai produktivitas berbagai aspek . Kedua kelembagaan ini langsung bertanggungjawab kepada Presiden sebagai kepala eksekutif tentu akan memberi kebijakan untuk meningkatkan sumber daya manusia sehingga menghasilkan produktivitas di bidang ekonomi dan industri .

Kondisi ini tentu akan berkaitan dengan dunia pendidikan kita  . Bagaimana dengan kondisi pendidikan kita ? Teknologi menjadi bagian yang penting dalam menghadapi perubahan yang begitu cepat menghadapi revolusi industri 4.0 . Penanda dari revolusi 4.0 itu sendiri adalah smart technology, yang mana mampu menghubungkan teknologi satu dengan yang lainnya. Kecanggihan ini menciptakan karakteristik tersendiri yaitu ‘Big Data’ (Mahadata) yang mampu digunakan oleh manusia yang tersimpan dan dapat dimanfaatkan. Dalam penggunaan   zoom hari ini, pertemuan  akan tersimpan dalam sebuah data, sehingga data ini berharga dan dibagikan sehingga bermanfaat. Begitu cepat perubahan yang terjadi dan kita perlu menghadapi tantangan ini . Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji menyoroti rendahnya kompetensi guru dalam penguasaan teknologi. Dia menyebutkan, dari total guru yang ada di Indonesia, hanya 2,5 persen yang tidak gagap teknologi. Selebihnya gaptek alias gagap teknologi. "Gemes saya lihat kualitas SDM guru kita. Sudah dikasih pelatihan, tunjangan sertifikasi guru, masih banyak yang gaptek. Ini loh datanya enggak bisa nipu, kelompok yang enggak gaptek itu hanya 2,5 persen. Yang gaptek 97,5 persen loh. Lantas anggaran miliaran hingga triliunan yang sudah dikasi untuk apa kalau gurunya masih gaptek juga," kata Indra yang disiarkan JPNN.com ( 21/10/2019). Tentu kondisi ini  memprihatinkan bagi kita , ketika pemerintah mengupayakan untuk meningkatkan produktivitas dengan memperbaiki sumber daya manusia ternyata guru sebagai garba depan dalam pendidikan kita belum siap untuk menghadapi  perubahan . Dengan demikian   perlu adanya simulasi digital untuk pilot project bagi guru . Diharapkan dengan pilot project ini guru tidak gaptek lagi dan bisa mentransfer pengetahuan kepada siswa . 

. Tentu Mendikbud Ristek yang baru dilantik harus tahu caranya membuat sistem pendidikan, yang mampu memahami AI (Artificial Intelligence), disrupsi pada revolusi industri 4.0, pembelajaran digital. (abc)



Jumat, 23 April 2021

Kontroversi kebijakan Nadiem Makarim


Foto : GenPI.co

"Pendidikan melahirkan kepercayaan. Keyakinan melahirkan harapan. Harapan melahirkan perdamaian." - Konfusius

 Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A merupakan pendiri Gojek, sebuah perusahaan transportasi dan penyedia jasa berbasis daring yang beroperasi di Indonesia dan sejumlah negara Asia Tenggara seperti Singapura, Vietnam, dan Thailand. Kemudian menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Presiden Joko Widodo-K.H Ma'ruf Amin, yang dilantik pada 23 Oktober 2019. Sebagai Mendikbud yang baru , Nadiem Makarim memperkenalkan konsep “Merdeka Belajar “ . Dikatakan saat Diskusi Standard Nasional Pendidikan, di Hotel Century Park, Jakarta Pusat pada Jumat, 13 Desember 2019 ,  "Merdeka belajar adalah kemerdekaan berpikir. Dan terutama esensi kemerdekaan berpikir ini harus ada di guru dulu. Tanpa terjadi di guru, tidak mungkin bisa terjadi di murid,"( tempo.co ,13/12/1919) . Guru menjadi hal yang penting dan utama dalam pendidikan , sehingga perlu ada perubahan dalam diri guru . Paradigma perubahan harus dimiliki oleh seorang guru sehingga  guru bisa menerjemahkan kurikulum dan  mencari jalannya sendiri, baru keluar lagi kepada murid. Kata Nadiem ,"Paradigma merdeka belajar adalah untuk menghormati perubahan yang harus terjadi agar pembelajaran itu mulai terjadi di berbagai macam sekolah." (tempo.co , 13/12/1919 ) .

Tahun pembelajaran 2020-2021 , Ujian Nasional dihapus mulai dari sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah . Dampaknya tentu beragam terutama berkaitan dengan proyek anggaran yang dipangkas karena Ujian Nasional berbasis Komputer dihilangkan , milyaran rupiah dipangkas untuk diselamatkan . Tidak dipungkiri bahwa proyek Ujian Nasional menjadi ladang basah bagi oknum-oknum bermain korupsi . Di pihak lain penerbit buku kehilangan daya beli karena tidak bisa lagi menjual berbagai prediksi soal dan pembahasan ujian sekolah karena bagi penerbit  Ujian Nasional menjadi daya jual bagi murid untuk menghadapi persiapan ujian nasional . Demikian juga dengan bimbingan belajar menjadi sepi karena tidak ada daya tarik untuk belajar mempersiapkan ujian nasional karena ujian nasional telah dihapus . Bulan September 2021 rencana  akan di adakan Asesmen Nasional bagi sekolah - sekolah  . Hal ini juga menjadi ancaman bagi sekolah - sekolah untuk menghadapi perubahan yang harus terjadi . Bagi sekolah negeri agar hasil Asesmen Nasional menjadi baik maka perlu ada upaya untuk meningkatkan mutu pendidikannya di sekolah . Tidak ada lagi guru nyambi bekerja di luar jam  sekolah , semuanya harus mempersiapkan pembelajaran di dalam kelas . Demikian juga bagi sekolah swasta , Asesmen Nasional menjadi tolak ukur keberhasilan sekolah swasta dan juga daya tarik untuk mencari siswa . Karena hasil Asesmen Nasional menjadi penentu orang tua untuk mencari sekolah bagi anaknya . Untuk itu sekolah swasta harus mempersiapkan dengan bekerja lebih keras agar hasil Asesmen Nasional berhasil baik . 

Kontroversi kebijakan Nadiem Makarim tentu menimbulkan riak-riak dalam gelombang perpolitikan di Indonesia . Maka muncul adanya kebijakan pelajaran sejarah mau dihapus , akhir-akhir ini muncul PP N0.57 tahun 2021 tentang Standar Pendidikan Nasional yang menyatakan Pendidikan Pancasila dan Bahasa Indonesia bukan pelajaran wajib di jenjang pendidikan dasar , menengah dan tinggi , kemudian ada protes dari pengurus NU yang menyatakan tokoh-tokoh NU seperti KH Hasyim Asyari dan Gus Dur tidak ada di Buku elektronik Kamus Sejarah Indonesia Jilid I 1900-1950 yang akan diterbitkan oleh Kemendikbud. Tidak mengherankan muncul isu reshuffle kabinet bahwa Nadiem Makarim akan diganti karena  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah dilebur dengan Kementerian Riset dan Teknologi. Tentu jawabannya kita tunggu saja ! (abc)


Kamis, 22 April 2021

Pengawas sekolah mau dihapus ?



 "Apapun yang dilakukan oleh seseorang itu, hendaknya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, bermanfaat bagi bangsanya, dan bermanfaat bagi manusia di dunia pada umumnya". - Ki Hadjar Dewantara


Berita mengenai usulan agar Mendikbud Nadiem Makarim menghapus jabatan pengawas sekolah mendapat banyak dukungan . Pengamat dan praktisi pendidikan Indra Charismiadji mengatakan sudah selayaknya jabatan pengawas sekolah  dihapus . “Selain fungsinya hanya formalitas , keberadaan pengawas justru membuat mutu pendidikan rendah. Enggak ada gunanya pengawas pendidikan itu . Mereka hanya melakukan hal-hal administratif dan bukan meningkatkan mutu . Justru yang saya lihat , adanya pengawas malah bikin mutu pendidikan jeblok “ kata Indra dari liputan9.org (JPNN) . Dukungan juga dari Majelis Pendidikan Syarikat Islam Indonesia Didi Suprijadi yang mengatakan tugas pengawas sudah ditangani oleh Kepala Sekolah . Lebih lanjut kata Suprijadi ada tiga alasan mendasar untuk menghilangkan jabatan pengawas sekolah . Pertama fungsi pengawasan sudah dilakukan oleh Kepala Sekolah , kedua saat ini terjadi kekurangan guru dan ketiga , kualitas pengawas yang dibutuhkan untuk mengajar .(liputan9.org-JPNN).

Pendapat kedua hal ini ada benarnya kalau kita melihat di lapangan . Pengawas sekolah kerjanya hanya keliling ke sekolah-sekolah yang menjadi binaannya . Lebih banyak melakukan tindakan administratif dibandingkan pembinaan terhadap   guru-guru di sekolah . Menanyakan RPP , Silabus dan penilaian kepada guru-guru tanpa melhat langsung di kelas saat guru mengajar . Bahkan kadang-kadang hanya sekilas menanyakan kepada wakil kepala sekolah tentang berbagai bidang admnistratif . Karena ada pandangan pengawas sekolah akan menilai hasil kinerja  guru maka guru-gurupun  mempersiapkan segalanya yang berkaitan dengan seabrek tugas administrasi . Tidak mengherankan guru mendownload segala administratif di internet agar mendapatkan nilai baik dari pengawas . Budaya asal bapak senang menjadi prinsip para guru untuk mengatasi permasalahan hal ini . Kalau hal ini dilakukan terus-menerus dan menjadi budaya di sekolah , tidak mengherankan kalau pengamat pendidikan Indra Charismiadji mengatakan mutu pendidikan jeblok . 

Seharusnya mulai dihilangkan pandangan pengawas sekolah tugasnya hanya menilai kinerja guru . Lebih penting tugasnya memberikan pembinaan terhadap guru mulai dari memotivasi guru , memberi semangat kepada guru dan berdialog dengan guru .Dengan demikan akan terlihat permasalahan  yang terjadi di tiap sekolah . Tentu berbeda setiap karakter sekolah sehingga tidak bisa digeneralisasikan semua sekolah mempunyai permasalahan yang sama .Karena setiap sekolah mempunyai perbedaan mulai dari guru ,siswa , kepemimpinan kepala sekolah , kurikulum dan lingkungan . Perbedaan karakter setiap sekolah ini seharusnya menjadi prioritas dalam pembinaan   di sekolah . Kalau hal ini sudah dipahami maka solusi dan follow up terhadap permasalahan bisa ditangani dengan baik sesuai karakter dan ciri di  setiap sekolah . 

Terhadap sekolah swasta pembinaan pengawas sekolah masih kurang , biasanya pengawas  sekolah akan terlihat sibuk kalau ada sekolah yang akan diakreditasi atau menjelang Ujian Sekolah .Hari-hari akademik seperti biasa tidak pernah datang atau hanya sekali-sekali sebagai formalitas semata  . Tidak mengherankan sering terjadi diskomunikasi antara sekolah swasta dengan pengawas sekolah . Hal ini pernah terjadi ketika akan ada Ujian Sekolah ada sekolah swasta menggunakan ujian penugasan berupa kolaborasi beberapa mata pelajaran dengan portofolio sesuai peraturan Mendikbud . Namun pihak pengawas sekolah menyatakan bahwa ujian sekolah harus ujian tertulis berbentuk PG dan Uraian  sehingga harus ada perubahan terhadap ujian sekolah tersebut . Hal seperti ini  membuat otonomi terhadap sekolah menjadi mandeg dan masih mengikuti alur sesuai pikiran pengawas . Sikap feodalisme kepemimpinan masih terasa . Pengawas sekolah dianggap sebagai seorang pemimpin yang harus ditaati semua pernyataannya . Seharusnya perlu ada dialog bukan monolog untuk menentukan sebuah kebijakan.

Kondisi seperti ini menjadikan penghapusan pengawas sekolah menjadi kebijakan yang akan diputuskan oleh Mendikbud Nadiem Makarim . Tentu masih ada yang pro dan kontra mengenai kebijakan ini . Bagi saya sebagai guru tidak begitu peduli ada pengawas atau tidak ada pengawas . Sebagai guru mempunyai tanggungjawab untuk mendidik siswa dengan kualitas yang baik . Hal ini tidak ditentukan oleh seorang pengawas sekolah tetapi oleh kesadaran kita sebagai guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan itu ada di tangan guru sebagai garba depan pendidikan . (abc)


Selasa, 20 April 2021

Habis gelap terbitlah terang

Foto : Blog Bebas Bayar


 “Namun akhirnya ada sebuah awal, yang kita tahu semua, sejak pemikiran pendahulu kita yang mulia, Kartini, yang mempengaruhi pemikiran banyak orang.”

(Gedenkboek Boedi Oetomo, 1908-1918).


Dalam Wikipedia bahasa Indonesia dijelaskan Habis Gelap Terbitlah Terang adalah buku kumpulan surat yang ditulis oleh Kartini. Kumpulan surat tersebut dibukukan oleh J.H. Abendanon dengan judul Door Duisternis Tot Licht . Setelah Kartini wafat, J.H. Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada teman-temannya di Eropa. Abendanon saat itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda. Buku itu diberi judul Door Duisternis tot Licht yang arti harfiahnya "Dari Kegelapan Menuju Cahaya". Buku kumpulan surat Kartini ini diterbitkan pada 1911. Buku ini dicetak sebanyak lima kali, dan pada cetakan terakhir terdapat tambahan surat Kartini.  

Pada 1922, oleh Empat Saudara, Door Duisternis Tot Licht disajikan dalam bahasa Melayu dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang; Boeah Pikiran. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pustaka. Armijn Pane, salah seorang sastrawan pelopor Pujangga Baru, tercatat sebagai salah seorang penerjemah surat-surat Kartini ke dalam Habis Gelap Terbitlah Terang. Ia pun juga disebut-sebut sebagai Empat Saudara.

Habis Gelap Terbitlah Terang, pada 1911 menjadi bacaan yang beredar luas di kalangan terpelajar. Buku ini menuntun mereka dalam melihat arah kemajuan masa depan. Menurut Andi Achdian dalam tirto.id dinyatakan gagasan yang terkandung di dalam Habis Gelap Terbitlah Terang mewakili pandangan dari sosok pribadi yang menyerap cahaya pengetahuan modern (baca: barat), dan menjadikan pengetahuan itu sebagai teropong kritis atas kekangan sistem feodal (dan kolonial) yang menghambat kemajuan masyarakat jajahan di Hindia-Belanda.Hasil pemikiran Kartini saat itu menjadi pendobrak kaum perempuan yang menginginkan adanya kesamaan gender antara perempuan dengan laki-laki . 

Dalam novel karangan Pramoedya Ananta Toer berjudul Panggil Aku Kartini Saja penerbit Lentera diceritakan bagaimana sikap Kartini menolak sistem feodalisme Jawa yang berkembang pada masa itu. Bentuk penolakan itu tampak jelas dari keinginannya untuk dipanggil tanpa gelar bangsawan atau panggilan kebesaran, seperti termuat di salah satu suratnya ke Estelle Zeehandelaar tertanggal 25 Mei 1899 yang berbunyi: “Panggil aku Kartini saja—itulah namaku.” .Sikap lain Kartini mulai melihat adanya perbedaan, jurang pemisah antara kelompok pribumi dan belanda. Kemiskinan, sistem kasta yang berlaku terutama di kalangan pribumi/jawa sendiri. Feodalisme yang membuatnya resah mengenai dunia pribumi yang dikenalnya. Sedang pada saat bersamaan, ia mengenal dunia barat dan menguasai alatnya, yaitu bahasa belanda. Ia temukan setitik jalan keluar bagi bangsanya melalui bacaan, dan budaya barat yang dalam hal ini diwakili oleh eropa atau Belanda khususnya di Indonesia--sebagai kekuatan terbesar di zamannya. Kegelisahan diri Kartini terlihat  dari pernyataannya tentang  masyarakat pribumi di masanya sebagai rimba-belantara yang gelap gulita. Obor-obor yang diharapkannya jadi penerangan dalam kegelapan itu, tanpa malu-malu diakuinya adalah intelektualitas Eropa, yang belum juga dimiliki oleh kaum pribumi. “Dengan intelektualitas Eropa itulah, rimba-belantara yang gelap-gulita itu akan menjadi padang luas yang terang-benderang bagi setiap orang.” . Dari situlah Kartini ingin membantu memajukan negeri dan masyarakatnya sendiri. Novel karangan Pram tentu menjadi referensi dari banyak buku tentang Kartini ,hal ini menjadi bagian untuk lebih mengenal sejarah kebangsaan kita .

Perjuangan R.A.Kartini menjadi inspirasi bagi kaum wanita di Indonesia untuk menjadi pendekar bagi bangsa Indonesia . Sikap untuk menentang diskriminasi , perbedaan gender dan hak menjadi manusia sejati menjadi hal yang utama dalam perjuangan R.A Kartini . Untuk itu perlu kita perjuangkan semangat Kartini agar tidak luntur terbawa waktu ...(abc)


Kamis, 15 April 2021

Pancasila dihapus sebagai pelajaran wajib

           
foto : Inpas.Online.com

             Webinar siaran pers yang diselenggarakan oleh PUSAT STUDI PANCASILA UNIVERSITAS GADJAH MADA mengenai Peraturan Pemerintah (PP) No. 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan tanggal 15 April 2021 menjadi topik viral di wa MGMP PKN Jakarta Barat .Guru-guru mulai menanyakan tentang PP No.57 Tahun 2021 yang menyatakan telah menghilangkan Pancasila sebagai materi dan muatan wajib kurikulum mulai dari jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Hal ini tertuang dalam pasal 40 ayat 2 dan 3 yang menyebutkan, kurikulum pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi hanya wajib memuat pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, dan bahasa. Wajar saja para guru menanyakan PP N0.57 tahun 2021 apabila dikaitkan dengan kondisi sekarang dengan berkembangnya radikalisme dan intoleransi di lingkungan masyarakat bahkan sudah sampai di lngkungan pendidikan .Menghapus pendidikan Pancasila dalam standard kurikulum sebagai pelajaran dan mata kuliah wajib menimbulkan banyak pertanyaan mengenai penyebabnya. Tetapi dengan tidak disebutkannya Pancasila sebagai pelajaran atau mata kuliah wajib pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dan pendidikan tinggi dalam standard kurikulum pendidikan di PP 57/2021 memberikan petunjuk tentang tiadanya penghargaan atas pengertian penting sejarah Pancasila bagi pembentukan identitas, dan cara hidup bersama yang terbaik sebagai warga negara. Kebijakan dalam PP 57/2021 terkait Pancasila karena itu merefleksikan pengambilan keputusan tanpa informasi lengkap dan tanpa pertimbangan yang mendalam (neither well-informed nor thoughtful) dan mencerminkan sikap yang tidak bertanggungjawab terhadap Pancasila.         
  Dengan latar belakang tersebut di atas , Pusat Studi Pancasila Universitas Gajah Mada mengeluarkan siaran pers yang menyatakan :  1) Pendidikan sangat berkepentingan dalam pengembangan karakter, etika, dan integritas pada anak didik. Sementara Pancasila menempati posisi unik, mengandung nilai yang kaya akan sejarah dan bermakna dalam memberi sumbangan bagi pemikiran masa depan, karena Pancasila adalah nilai moral dan basis pendidikan kewarnegaraan. "Nilai moral" mengungkapkan apa yang dianggap penting oleh warga negara dalam hidup mereka dan kehidupan bersama orang orang yang berbeda.  2) Terbitnya PP 57/2021 tentang Standar Nasional Pendidikan telah menghilangkan Pancasila sebagai materi dan muatan wajib kurikulum mulai dari jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Hal ini tertuang dalam pasal 40 ayat 2 dan 3 yang menyebutkan, kurikulum pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi hanya wajib memuat pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, dan bahasa  3) Konsideran mengingat PP 57/2021 tidak memuat dan merujuk sama sekali UU No.12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, tetapi hanya merujuk UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sudah kita ketahui bersama bahwa dalam UU No. 20 tahun 2003 di Pasal 37, baik di ayat 1 untuk Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah, maupun ayat 2 untuk kurikulum Pendidikan Tinggi, tidak memuat secara khusus dan penyebutan secara eksplisit tentang Pendidikan Pancasila.    4) Konsideran mengingat PP 57/2021 ini tidak merujuk prinsip lex specialis UU No.12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi dalam Pasal 35 ayat 3 butir c, yang secara jelas menyebutkan kurikulum Pendidikan Tinggi wajib memuat mata kuliah Pancasila. Atau kalau mau merujuk UU No. 20 tahun 2003, di BAB I Ketentuan Umum dalam Pasal 1 ayat 2 yang berbunyi: “Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik 3 Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman”.  5) Menghapus pendidikan Pancasila sebagai kurikulum wajib, apalagi hanya Pancasila saja yang dihapus merupakan tindakan yang berbahaya karena potensial mengubur Pancasila dalam upaya Pembudayaan Pancasila melalui jalur Pendidikan Nasional. Secara politik, jika agama dan kewarganegaraan adalah penting dan diwajibkan, maka penghapusan Pancasila adalah menghapus landasan sebagai nilai moral. Maka hal ini akan membayakan bagi masa depan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
            Berdasarkan pada latar belakang dan hasil konsultasi yang telah dilakukan Pusat Studi Pancasila UGM, maka diperoleh rekomendasi dan tindak lanjut sebagai berikut: 
         1) Pusat Studi Pancasila UGM meminta Pemerintah untuk membatalkan Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan dan atau merevisi Pasal 40 muatan kurikulum di berbagai jenjang pendidikan.   2) Pusat Studi Pancasila UGM merekomendasikan untuk melakukan uji materi (judicial review) terhadap pasal-pasal yang tidak relevan dalam mendukung kemajuan pendidikan karakter bangsa yang tertuang UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 3) Pusat Studi Pancasila UGM mengajak segenap elemen bangsa, para relawan advokat/lawyer, para ahli untuk bahu membahu bersama dengan guru, dosen, pendidik, dan pegiat Pancasila di tanah air untuk bergabung mewujudkan uji materi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia. Tentu saya sebagai guru mendukung tentang siaran pers ini untuk bersama-sama berjuang mewujudkan uji materi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia agar pendidikan Pacasila menjadi pelajaran wajib mulai dari pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi .(abc)

Sabtu, 03 April 2021

PASKAH

Foto : https://detiks.github.io

 

" Tetapi andai kata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sia jugalah kepercayaan kamu." (1Kor.15:14).



Paskah (bahasa Latin: Páscha, bahasa Yunani: Πάσχα, Paskha; bahasa Aram: פַּסחא‎ Pasḥa; dari bahasa Ibrani: פֶּסַח Pesaḥ adalah perayaan terpenting dalam tahun liturgi gerejawi Kristen. Bagi umat Kristen, Paskah identik dengan Yesus, yang oleh Paulus disebut sebagai "anak domba Paskah"; jemaat Kristen hingga saat ini percaya bahwa Yesus disalibkan, mati dan dikuburkan, dan pada hari yang ketiga,  bangkit dari antara orang mati. Paskah merayakan hari kebangkitan tersebut dan merupakan perayaan yang terpenting karena memperingati peristiwa yang paling sakral dalam hidup Yesus, seperti yang tercatat di dalam keempat Injil di Perjanjian Baru. Perayaan ini juga dinamakan Minggu Paskah, Hari Kebangkitan, atau Minggu Kebangkitan. 

Dalam Paskah Kristen, Yesus adalah persembahan itu sendiri, menggantikan anak domba.  Dia adalah Anak Domba yang dipersembahkan Allah untuk keselamatan manusia. Anak Domba itu telah dibantai. Darah-Nya  ditumpahkan di kayu salib untuk membebaskan manusia dari kuasa dosa dan belenggu maut.

Pagi hari setelah tiga malam dikuburkan atau sehari setelah  hari Sabat, Maria Magdalena, Maria yang lain, dan Yohanes, murid-Nya, ke kubur Yesus. Di sana mereka menemui kubur yang kosong. Batu penutup pintu kubur telah tergeser,  kubur terbuka, dan malaikat Tuhan duduk di atas batu penutup kubur. Penjaga ketakutan dan tak berdaya seperti orang mati. Mereka yang datang ke kubur pun gemetar ketakutan. "Janganlah kamu takut, sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring," kata Malaikat.

 Malaikat itu minta mereka segera  pergi untuk menyampaikan kabar gembira itu kepada murid-murid-Nya, bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang mati. "Ia mendahului kamu ke Galilea, di sana kamu akan melihat Dia," ujar Malaikat. Inilah  kabar tentang kebangkitan Yesus dan mereka baru menyadari tentang perkataan Yesus bahwa setelah tiga hari akan bangkit dari kematian .

Tiada kebangkitan tanpa salib atau penderitaan dan kematian di kayu salib.  Karena itu, salib bagi orang Kristen merupakan simbol paling hakiki. Salib bukan tanda kekalahan, melainkan simbol kemenangan. Salib bukan hanya dilihat sebagai beban tugas dan tanggung jawab yang harus dijalankan dengan sungguh-sungguh,  tapi  juga simbol  pembebasan.

Kebangkitan adalah kabar paling penting bagi manusia. Bahwa badan yang binasa oleh kematian akan bangkit. Umat Kristen percaya pada kebangkitan badan dan kehidupan kekal. Tubuh yang telah  bangkit sama seperti tubuh Yesus, yang tidak terikat pada ruang dan waktu. Tubuh yang telah dirohanikan. Tubuh yang bisa berada di beberapa tempat sekaligus karena mengatasi ruang dan waktu. Setelah bangkit, Yesus menampakkan diri kepada para murid-Nya di berbagai kesempatan. Satu saat, ketika para murid-Nya sedang berkumpul di sebuah ruang terkunci, tiba-tiba Yesus sudah berada di tengah mereka.

"Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi.  Pada waktu itu,  datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu! " "Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya   kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita  ketika mereka melihat Tuhan. Maka kata Yesus sekali lagi,  Damai sejahtera bagi kamu!" (Yohanes 20:19 )

Apa artinya semua ini  bagi kita ? Paskah telah membebaskan diri kita dari belenggu dosa dan kuasa maut. Dan itu hanya mungkin kalau kita mempunyai hati yang baru. Hati yang bersedia membebaskan sesama yang menderita. Selamat hari paskah , semoga kasih paskah membebaskan kita  dari kuasa dosa …(abc)







Kamis, 01 April 2021

Jum'at Agung

foto : orami.co.id


 Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring:  "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu  Kuserahkan nyawa-Ku  . " Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya. ( Lukas 23 : 26)


Kesengsaraan dan kematian Tuhan Yesus sudah dinubuatkan oleh para Nabi . Dr.Stephen Tong dalam bukunya 7 Perkataan Salib , Penerbit  Lembaga Reformed Injili Indonesia, Jakarta 1995 menyatakan sepuluh nubuat yang besar tentang kematian Kristus sudah tergenapi dalam satu hari. Sepanjang seribu tahun sebelum Kristus lahir ke dunia, sudah ada nubuat-nubuat tentang bagaimana Dia akan mati. Salah satunya adalah Nabi Yesaya  tujuh ratus tahun yang  sudah menulis tentang kesengsaraan Mesias  . Dalam Yesaya 53 : 3-5 tertulis  53: 3 Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan   dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina,  sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. 53:4 Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya , dan kesengsaraan  kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas  Allah. 53:5 Tetapi dia tertikam   oleh karena pemberontakan  kita  , dia diremukkan   oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan   bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh . Penderitaan Kristus sudah dinubuatkan kira-kira tujuh ratus tahun sebelumnya dan itu digenapkan dalam Matius 26:67-68; 27:30. 

Hari-hari kesengsaraan dan kematian Tuhan Yesus sudah diceritakan dan dikabarkan kepada orang-orang dan murid-muridNya . Tetapi mereka tidak tahu , salah paham dan tidak mengerti sampai pada akhirnya peristiwa itu terjadi dan mereka baru menyadari tentang kebenaran Kristus . Orang Farisi  Saduki dan bangsa Yahudi tidak percaya akan kedatangan Mesias yang lemah dan disalibkan . Mereka percaya akan kedatangan Mesias dengan gagah , naik kuda dan siap berperang untuk melawan penjajahan dari bangsa Romawi . Bukan seorang penista agama sehingga layak untuk dihukum mati sebagai  penjahat dengan hukum disalibkan . Saat itu hukum salib merupakan hukuman bagi seorang penjahat yang besar . Setelah diadili oleh Mahkamah Agung kemudian Yesus  diserahkan kepada Raja Herodes , saat itu Raja Herodes dengan gubernur Pontius Pilatus tidak akur tetapi ketika Yesus diadili mereka menjadi sepakat untuk menghukum Yesus . Pontius Pilatus cuci tangan  dan menyerahkan hukuman kepada massa . Salibkan Dia dan bebaskan Barabas seorang penjahat besar teriak massa yang sebelumnya di Minggu Palma mereka memuji Hosana bagi Raja di Yerusalem . Dengan darah bercucuran , tubuh luka dicabuk dan mahkota duri di kepala Yesus memikul dan memanggul salib menuju Golgota bukit  tengkorak tempat penghukuman untuk menebus dosa manusia . 

Kira-kira  jam dua belas, lalu kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga,   sebab matahari tidak bersinar. Dan tabir Bait Suci  terbelah  dua.  Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring:   "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku  . " Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.  Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya: "Sungguh, orang ini adalah orang benar!" . Itulah kesaksian Injil Lukas yang menyatakan Yesus mati untuk kita peringati bersama di hari Jum’at Agung ini…(abc)


Organisasi Bayangan versi Nadiem

                   Nadiem dengan belajar merdeka "Pendikan adalah paspor untuk masa depan karena hari esok adalah milik mereka yang mem...